Prakiraan Cuaca
Cuaca Ekstrem Besok, 4 Juli 2023, BMKG: 32 Wilayah Terjadi Hujan Lebat dan Angin Kencang
Inilah peringatan dini cuaca ekstrem BMKG besok, 4 Juli 2023, terdapat 28 wilayah akan berpotensi terjadi hujan lebat, kilat dan angin kencang.
TRIBUNNEWS.COM - Simak info cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) besok, Selasa 4 Juli 2023.
Mengutip dari bmkg.go.id, peringatan dini cuaca ekstrem terjadi di beberapa wilayah di Indonesia besok.
Menurut laporan terbaru dari BMKG, cuaca ekstrem terjadi pada 32 wilayah di Indonesia.
Terdapat 7 wilayah yang akan mengalami potensi cuaca ekstrem hujan disertai kilat dan angin kencang.
Selain itu di 25 wilayah lainnya juga mengalami hujan lebat, disertai kilat dan angin kencang.
Terpantau juga sirkuasi siklonik di Kalimantan Tengah dan di beberapa wilayah lainnya.
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Jawa Barat Selasa, 4 Juli 2023: Bogor Hujan Ringan, Subang Cerah Berawan
CUACA EKSTREM
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang
- Aceh
- Sumatera Utara
- Riau
- Kep. Riau
- Bengkulu
- Jambi
- Sumatera Selatan
- Kep. Bangka Belitung
- Lampung
- Banten
- Jawa Barat
Baca juga: Info Cuaca Besok, 2 Juli 2023 di Indonesia, BMKG: Waspada Yogyakarta Berawan Tebal Malam Hari
- Bali
- Nusa Tenggara Barat
- Nusa Tenggara Timur
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Kalimantan Selatan
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Maluku Utara
- Maluku
- Papua
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG Hari Ini, 2 Juli 2023: Jakarta Pusat Cerah, Manado Hujan Petir
Wilayah yang berpotensi terjadi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang
- Sumatera Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- Sulawesi Barat
- Sulawesi Selatan
- Papua Barat
Baca juga: Cuaca Besok - BMKG: 33 Wilayah Berpotensi Hujan pada Senin, 3 Juli 2023
Pemicu Cuaca Ekstrem
BMKG juga melaporkan, adanya sirkulasi Siklonik terpantau berada di Kalimantan Tengah Bagian Utara, dan Samudra Hindia Barat Bengkulu.
Kondisi ini yang akan membentuk daerah konvergensi memanjang dari Selat Makassar hingga Pesisir Timur Kalimantan Timur, dan dari pesisir Barat Bengkulu hingga Samudra Hindia barat Bengkulu.
Daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau memanjang dari Laut Andaman hingga Pesisir Timur Thailand, dari Samudra Pasifik Timur Filipina hingga Filipina Bagian Selatan, di Laut Cina Selatan, dari Selat Karimata hingga Kep. Riau, dari Laut Cina Selatan hingga Sabah, dari Selat Karimata hingga Kalimantan Selatan, dari Samudra Hindia Selatan Jawa Timur hingga Jawa Timur, dari Laut Sulawesi hingga Selat Makassar, dari Laut Arafuru hingga Pulau Timor, dan dari Papua Tengah hingga Teluk Cendrawasih.
Serta daerah pertemuan angin (konfluensi) di Laut Cina Selatan, Laut Banda, Laut Flores hingga Laut Jawa, Samudra Hindia Selatan NTT hingga Barat Daya Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra Barat hingga Aceh, dan dari Laut Arafuru hingga Laut Aru.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.