Kemkominfo Dorong Literasi Digital Hingga Pelosok, Masyarakat Kupang Dibidik Cakap Digital
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terus mendorong upaya dalam meningkatkan literasi digital pada generasi muda Indonesia
Hal ini sejalan dengan hasil survei Reuters Institute berkolanorasi dengan Universitas Oxford mengenai pola konsumsi berita dan pasar digital secara global dalam Digital News Report 2022.
Survei tersebut menyebutkan sebanyak 68 persen masyarakat Indonesia mengkonsumsi berita melalui media sosial, mengalahkan konsumsi berita melalui televisi sebanyak 57 persen dan media cetak 17 persen.
Di sisi lain, CEO Next Generation, Khemal Andrias pun memberikan tips untuk membuat konten yang menarik hingga cara untuk meningkatkan engagement di media sosial.
Menurutnya, konten tersebut harus memiliki twist atau cerita yang tidak mudah diprediksi, serta memiliki pendekatan emosional.
Masyarakat, kata dia, juga harus tetap memperhatikan etika dan jangan sampai kebabladan hanya untuk mengejar viral.
"Tantangannya adalah bagaimana supaya netizen mau menyimak dan bisa mengerti pesan yang ingin disampaikan, meski kontennya berdurasi singkat," kata Khemal.
Baca juga: Tantangan Literasi yang Dihadapi Anak di Era Digital
Founder DMBS Creative Group, Zacharias Yezua Matias Therik pun mengingatkan tentang pentingnya membangun branding di media sosial.
Menurutnya, jika branding positif telah terbentuk, maka media sosial dapat digunakan sebagai sarana marketing yang mendatangkan cuan.
"Dengan modal kreativitas, kita bisa memanfaatkan media sosial sebagai saran marketing yang cepat dan murah," jelas Zacharias.
Sosok Ermelinda Co'o, Korban Banjir di Nagekeo NTT yang Meninggal Setelah 5 Hari Dirawat |
![]() |
---|
Transformasi DPR: 17+8 Tuntutan Rakyat untuk Parlemen yang Merakyat |
![]() |
---|
Sebelum Ditemukan Tewas di Indekos Ciracas, Mahasiswi Asal NTT Sempat Bertengkar dengan Kekasih |
![]() |
---|
Mahasiswi Asal NTT Ditemukan Tewas di Indekos Ciracas Jaktim, Polisi Tangkap Seorang Remaja |
![]() |
---|
Membongkar Ekonomi Bawah Tanah di Perbatasan: Dari Ancaman Fiskal ke Peluang Pertumbuhan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.