Sabtu, 4 Oktober 2025

Pilpres 2024

Partai Demokrat: Pemerintah Tak Perlu Titip-titip Nama Capres atau Cawapres, Fokus Urus Rakyat Saja

Herzaky menyebut, presiden atau menteri pembantu presiden di kabinet tidak perlu titip-menitip nama capres atau cawapres.

Tribunnews.com/Rahmat W. Nugraha
Herzaky Mahendra Putra. 

Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat menyebut, presiden atau menteri pembantu presiden di kabinet tidak perlu titip-menitip nama capres atau cawapres.

Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, hal tersebut bisa dianggap intervensi bahkan intimidasi, karena pemerintah melakukan tugas yang tak semestinya mereka lakukan.

"Kalau mengerti demokrasi, ini bisa dianggap intervensi bahkan intimidasi dalam bentuk halus. Karena bukan ranahnya pemerintah memikirkan siapa capres dan cawapres selanjutnya," kata Herzaky, melalui keterangan pers tertulis, Jumat (12/5/2023).

Menurutnya, tugas pemerintah adalah menjalankan kebijakan dan program yang bermanfaat untuk rakyat.

Ia kemudian mengatakan, lebih baik agar pemerintah fokus dengan kerja-kerja utamanya mengurus rakyat yang sedang kesusahan.

"Waktu tinggal 1,5 tahun, masih banyak janji kampanye yang belum dilaksanakan, masih banyak rakyat yang tenggelam dalam kemiskinan, karena sulit mendapatkan pekerjaan dan tingginya biaya hidup akibat harga sembako terus melonjak," katanya.

"Pemerintah fokus saja dengan kerja-kerja utamanya mengurus rakyat yang sedang kesusahan," sambungnya.

Baca juga: Belum Tetapkan Dukung Capres 2024, Solmet Tunggu Komando Presiden Jokowi  

Lebih lanjut, Herzaky mendorong pemerintah merancang cetak biru pembangunan, jika berharap ada keberlanjutan pembangunan di periode masa jabatan presiden selanjutnya.

Hal itu, katanya, sama seperti yang dilakukan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Herzaky menyinggung, pemerintah saat ini justru sibuk mendorong koalisi dan capres jelang Pilpres 2024.

"Menyiapkan fondasi pembangunan buat era selanjutnya. Bukan malah sibuk dorong koalisi A atau koalisi B, dorong capres A atau B, cawapres C atau D," ucapnya.

Adapun katanya, pemerintah baiknya memastikan Pileg dan Pilpres 2024 berjalan dengan demokratis, jujur, adil, dan tanpa intervensi serta tanpa intimidasi.

"Bukan malah sejak awal mau geser-geser pemilu lah, perpanjangan masa jabatan lah, dan sekarang sibuk mau atur-atur siapa calon pemimpin selanjutnya," katanya.

Terkait hal ini, Herzaky menyebut, wajar jika demokrasi Indonesia semakin menurun kualitasnya di era ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved