HUT TNI AU
Arti Swa Bhuwana Paksa dalam Lambang TNI Angkatan Udara
Simak arti Swa Bhuwana Paksa dalam lambang TNI Angkatan Udara (AU), tulisan motto "Swa Bhuwana Paksa" berada dipita yang terletak di tengah lambang.
Untuk itu LU II R.J. Salatun memerintahkan Letnan Muda Udara II Agus Suroto menghubungi Prof. Dr. R. Ng. Purbotjaroko seorang mahaguru ahli bahasa Sansekerta dan Jawa Kuno.
Hal itu untuk meminta petunjuk tentang motto lambang AURI.
Prof. Dr. R. Ng. Purbotjaroko memberikan dua motto yaitu “Ring Angkasa Ring Angkasa Juga” (Sekali di Udara tetap di Udara) dan “Swa Bhuana Paksa” (Sayap Tanah Air).
Untuk tidak merubah pengertian yang sudah ada, kemudian kedua motto ini setelah diteliti dan dipelajari, maka panitia menetapkan lambang AURI mengalami perubahan hanya mottonya saja.
Dari “Alae Patriae” menjadi “Swa Bhuanan Paksa” dengan tulisan S pakai titik di bawahnya (S).
Baca juga: HUT ke-77 TNI Angkatan Udara, Ini Pesan dan Harapan Menhan Prabowo
Makna Lambang Swa Bhuanan Paksa
Burung Garuda adalah seekor burung atau mahluk udara yang kondisi maupun struktur tubuhnya kuat, gagah, anggun dan memiliki keberanian yang melebihi burung-burung lainnya bahkan sering dikatakan sebagai rajanya burung.
Sifat yang demikian sering digunakan sebagai lambang keperwiraan, kejantanan, keberanian, kegagahan, dan sebagainya, atau dengan kata lain sebagai lambang kekuatan di udara.
Sifat-sifat tersebut tidaklah meleset sedikitpun dari sifat yang demikian oleh TNI AU dalam hubungannya dengan tugas dan fungsinya.
Terutama sebagai penegak kedaulatan di udara yang memiliki ciri khas yaitu kecepatan, jarak capai dan kemampuan manuver.
Pita bertuliskan motto “Swa Bhuwana Paksa” berasal dari Bahasa Sansekerta yang memiliki arti sayap tanah air.
Kata sayap diartikan pula sebagai pelindung, yang menjadi semboyan sayap tanah air atau “Swa Bhuwana Paksa” sebagai wujud tugas TNI AU dalam mewujudkan pertahanan nasional di udara.
Baik untuk melindungi keamanan, kemerdekaan, kedaulatan, integritas, maupun kepentingan NKRI.
Pada lambang TNI AU, Burung Garuda digambarkan sedang mencengkram lima buah anak panah.
Hal tersebut yang mana dalam warisan nenek moyang panah menjadi salah satu senjata utama bagi ksatria di medan perang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.