Pameran 38 Tahun Kartun Strip Timun Harian Kompas, Masih Dibuka hingga 23 Februari 2023
Pameran 38 Tahun Kartun Strip Timun di Harian Kompas digelar di Bentara Budaya Jakarta, Jalan Palmerah Selatan, masih berlangsung, Senin (20/3/2023).
Atas semua itu, kartun Timun mengomentari, mengejek, atau membuat tiruan (imitasi) atas kenyataan yang disimpangkan sehingga menjadi semacam plesetan, olokan, lelucon, atau humor. Semua itu dapat disebut sebagai parodi.
Lantas, adakah manfaat parodi bagi kehidupan sehari-hari? Tentu saja, ada. Parodi dapat menjaga akal sehat dalam menghadapi berbagai problem kehidupan.
Lewat parodi, kita diajak untuk mengambil jarak atau jeda sejenak dari peristiwa sehari-hari, kemudian memikirkan ulang semua yang terjadi, dan akhirnya memaknainya dengan perspektif yang lebih produktif.

Ambil contoh kartun "isoman" pada awal tadi.
Ledekan "isoman" yang disejajarkan dengan "Batman" atau "Spiderman" dapat menurunkan kadar kegentingan menghadapi wabah.
Bukan berarti kita serta merta menurunkan kewaspadaan atau mengendorkan penerapan protokol kesehatan.
Pandemi tetap diterima sebagai kenyataan yang perlu diantisipasi secara cermat.
Namun, saat bersamaan, kita jangan sampai kehilangan ruang untuk "tertawa."
Bersikap humoris saat pandemi juga penting agar kita dapat menjaga daya imun (tahan) dari tekanan psikologis.
Jika terlalu suntuk dirundung sisi negatif, kita akan kesulitan menemukan sisi positif yang menggembirakan.
Kartun Timun menawarkan keseimbangan.
Sindiran Timun tentang sampah di ponsel menarik sebagai sentilan agar kita lebih mewaspada terhadap banyaknya kabar bohong di internet.
Kita perlu lebih melek media sosial sehingga tak mudah percaya dengan kabar-kabar sensasional.
Semua informasi di media sosial mesti disaring sebelum kita "sharing" (bagikan) kepada orang lain.
Dorongan untuk menjadi "bijaksana" dalam merespons kenyataan itu diterima publik dengan asyik karena disampaikan lewat bahasa visual kartun.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.