Minggu, 5 Oktober 2025

Pesawat Susi Air Dibakar di Papua

Pasca-Insiden Pembakaran Pesawat Susi Air, Panglima TNI Pertebal Pengamanan di Bandara Paro Papua

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mempertebal jumlah pasukan pasca-insiden pembakaran pesawat Susi Air di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua.

Kolase Tribunnews
Simpang siur nasib pilot Susi Air, disebut disandera KKB, dibantah Panglima TNI. Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mempertebal jumlah pasukan pasca-insiden pembakaran pesawat Susi Air di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mempertebal jumlah pasukan pasca-insiden pembakaran pesawat Susi Air di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua.

"Ini langsung sudah kita kirim ke sana untuk penebalan di sana," kata Yudo kepada wartawan usai rapat pimpinan (rapim) TNI-Polri, Rabu (8/2/2023).

Penambangan jumlah pasukan ini, ungkap Yudo dilakukan dalam rangka membantu proses evakuasi.

Selain itu, lanjut Yudo penambahan jumlah pasukan juga dilakukan untuk mengamankan Distrik Paro.

"Sudah kita kirim sekarang pasukan untuk penebalan sekalian evakuasi tadi juga untuk mengamankan khususnya di Distrik Paro," katanya.

Sebelumnya, Polisi membeberkan kronologi pembakaran pesawat Susi Air yang dilakukan di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri menyebut kasus itu berawal saat adanya 15 pekerja pembangunan sebuah puskesmas di Distrik Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

"Ada kelompok itu datang, yang mereka mencurigai bahwa 15 pekerja yang akan membangun bangunan puskesmas di Paro itu, ada anggota TNI atau BIN di dalam. Sehingga mereka melakukan pemeriksaan terhadap warga yang membangun puskesmas," kata Mathius di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Baca juga: Nasib Pilot Susi Air Disebut Disandera KKB Papua, Dianggap Bukan Musuh hingga akan Dijaga

Mathius menerangkan ada lima pekerja yang tidak memiliki kartu identitias diri.

Mendapat laporan itu, TNI dan Polri hendak mengevaluasi belasan pekerja tersebut.

"Lanjutan dari prakejadian tanggal 4,5 dan 6 (Februari), kita sudah susun rencana rapat di Timika, apabila nanti pesawat masuk kita akan bawa keluar para pekerja ini," ucapnya.

Singkat cerita, pesawat Susi Air yang dipiloti warga negara Selandia Baru, Philips Max Marthin sampai di Bandara Distrik Paro pada Selasa (7/2/2023).

Pesawat yang membawa lima penumpang itu rencananya akan digunakan untuk mengangkut 15 pekerja bangunan yang dicurigai KKB.

Saat itu, lima penumpang pesawat dilepas karena merupakan warga asli Papua. Namun, pesawat tersebut ditahan hingga dibakar oleh KKB.

"Namun pada saat 7 (Februari) kemarin masuknya pesawat membawa lima warga sipil orang Paro, itu akhirnya setelah turun pesawatnya ditahan, tidak boleh terbang, karena mereka juga mungkin kita evakuasi keluar," ungkapnya.

Baca juga: Pernyataan KKB soal Pembakaran Susi Air: Penumpang Tak Disandera, Pilot jadi Alat Negosiasi

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved