1 Abad Nahdlatul Ulama
Lokasi Resepsi Satu Abad NU Dipadati Massa Sejak Dini Hari, Tidur Beralaskan Tikar di Area Stadion
Massa NU yang memakai pakaian serba putih dan membawa atribut bendera NU telah memadati sekitar Stadion Delta Gelora Sidoarjo sejak dini hari tadi.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, SIDOARJO - Organisasi masyarakat (ormas) Islam Nahdlatul Ulama (NU) menggelar resepsi Seabad Hari Lahir Nahdlatul Ulama di Stadion Delta Gelora Sidoarjo, Jawa Timur pada Selasa (7/2/2023) hari ini.
Pantauan Tribunnews di lokasi, massa NU yang memakai pakaian serba putih dan membawa atribut bendera NU telah memadati sekitar Stadion Delta Gelora Sidoarjo sejak dini hari tadi.
Tak hanya itu, warga NU yang tak bisa masuk memilih menggelar tikar di tengah jalan maupun bahu jalan menuju akses pintu masuk ke kawasan stadion Delta Gelora Sidoarjo.
Mereka pun tampak tertidur maupun melihat layar monitor besar untuk mendengarkan ceramah dari para kiai NU yang terhubung dari pusat acara di stadion Delta Gelora Sidoarjo.
Baca juga: Tiba di Sidoarjo, Presiden Jokowi akan Hadiri Acara Puncak Satu Abad NU Besok
Akibatnya, mobilitas massa yang bakal memasuki Stadion Delta Gelora Sidoarjo menjadi tersendat dan tak dapat menampung jumlah massa NU yang hadir di lokasi.
Terlihat aparat kepolisian maupun TNI yang berjaga tampak kewalahan mengatur mobilitas massa yang mulai berdesakan untuk masuk ke stadion Delta Gelora Sidoarjo.
Rencananya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga sejumlah menteri-menteri kabinet kerja bakal hadir secara langsung memeriahkan acara harlah seabad NU di Stadion Delta Gelora Sidoarjo, Jawa Timur pada Selasa (7/2/2023) hari ini.
Jokowi Sudah Berada di Sidoarjo
Sementara itu Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Ibu Iriana Joko Widodo tiba di Bandar Udara Internasional Juanda, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sekitar pukul 18.00 WIB, Senin (6/2/2023).
Kedatangan Presiden dan Ibu Iriana di Kabupaten Sidoarjo disambut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Farid Makruf, Kapolda Jawa Timur Irjen Toni Harmanto, dan Danlanud Muljono Kolonel Pnb Sugeng Budiono.
Dari bandara, Presiden dan Ibu Iriana langsung menuju tempatnya bermalam.
Pada esok hari (hari ini), Presiden Jokowi dan Ibu Iriana dijadwalkan menghadiri resepsi puncak satu abad Nahdlatul Ulama yang akan diselenggarakan di Gelora Delta Sidoarjo, Kabupaten Sidoarjo.
Baca juga: Daftar Nama Ketua Umum PBNU untuk Sambut Peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama
Sebelumnya, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana lepas landas melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta sekitar pukul 17.00 WIB dengan menggunakan pesawat kepresidenan Indonesia-1.
Turut mendampingi Presiden dalam penerbangan menuju Jawa Timur antara lain Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sekretaris Militer Presiden Laksda TNI Hersan, Komandan Paspampres Marsda TNI Wahju Hidajat Soedjatmiko, dan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin.
Sejarah Berdirinya NU
Organisasi NU ini didirikan oleh KH. Hasyim Asy'ari pada 31 Januari 1926 atau bertepatan dengan 16 Rajab 1344 H, di Surabaya, Jawa Timur.
Pendirian organisasi NU ini sebagai wadah kegelisahan situasi bangsa Indonesia saat itu.
NU diharapkan dapat menerapkan hukum dan pengetahuan agama Islam yang berpedoman Ahlussunah wal Jamaah.
Dikutip dari uinsa.ac.id, pada bulan Februari 1923 didirikan Persatuan Islam (Persis), di Mapan Bandung.
Persatuan Islam lalu memiliki pengaruh dalam peran pendirian Nahdlatul Ulama (NU).
Diketahui, NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 sebagai wakil dari ulama tradisional dan memiliki pedoman ideologi Ahlussunnah waljamaah.
Dalam pendirian NU ini terdapat beberapa tokoh yang ikut berperan, di antaranya K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Wahab Hasbullah, serta para ulama masa itu mulai berkembang luas.
Baca juga: Persiapan 1 Abad NU: Banser GP Ansor Lamongan Disuntik Vitamin, Hyundai Stargazer jadi Official Car
Kemudian, pada kongres Islam yang ke empat di bandung pada Februari 1926, anggota mayoritas dikuasai oleh pemimpin organisasi Islam modern.
Saat itu sebagian besar mengabaikan usul dari pemimpin Islam tradisional yang menginginkan terpeliharanya praktek-praktek keagamaan secara tradisional.
Praktik keagamaan tradisional seperti halnya memelihara empat madzhab, pemeliharaan kuburan Nabi dan keempat sahabatnya di Madinah.
Hingga para Kyai dan ulama yang dipimpin oleh Kyai H Hasyim Asyaari melakukan kritik keras kepada kaum Islam modern.
Tak hanya sampai disitu, mereka pun membentuk Jami’yah Nahdlatul Ulama (NU) sebagai wadah perjuangan para pemimpin Islam tradisional pada tahun 1926.
NU pun memiliki pengaruh besar di kalangan Kyai dan Ulama wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan kaum awam.
Pada pendiriannya tahun 1927, NU memiliki tujuan untuk memperkuat kesetiaan kaum muslimin pada satu dari madzhab empat dan melakukan kegiatan yang menguntungkan para anggotanya sesuai dengan ajaran Islam.
Kegiatan pokok NU pada 1927:
1. Memperkuat persatuan antara sesama ulama yang masih setia kepada ajaran-ajaran Madzhab;
2. Memberikan bimbingan tentang jenis-jenis kitab yang diajarkan pada lembaga-lembaga pendidikan Islam;
3. Penyebaran-penyebaran ajaran Islam yang sesuai dengan tuntutan Madzhab empat;
4. Memperluas jumlah madrasah dan memperbaiki organisasi;
5. Membantu pembangunan masjid-masjid, langgar dan pondok pesantren;
6. Membantu anak-anak yatim piatu dan fakir miskin
Dikutip dari Gramedia, NU merupakan organisasi sosial yang terbesar di Indonesia, sebenarnya adalah komunitas Islam yang semenjak kelahirannya selalu berusaha menekankan pentingnya pelestarian dan penghargaan terhadap khazanah budaya nusantara.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.