Minggu, 5 Oktober 2025

Polisi Tembak Polisi

Putri Candrawathi & Ferdy Sambo Disebut Sengaja Ubah Penampilan untuk Mendapatkan Iba Jaksa & Hakim

Samuel menilai Putri Candrawathi sedang membangun skenario demi mendapatkan iba dari jaksa dan hakim.

Editor: Dewi Agustina
Warta Kota/YULIANTO
Ayah Brigadir Yosua, Samuel Hutabarat menilai Putri Candrawathi sedang membangun skenario demi mendapatkan iba dari jaksa dan hakim. Foto terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Ferdy Sambo (kanan) sedang mencium kening istrinya Putri Candrawathi (kiri) di dalam ruang sidang utama di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (19/12/2022). 

Atau, karena ia terkesan lebih manusiawi, hukumannya bisa lebih ringan.

"Dari situlah muncul istilah nerd defense atau strategi pembelaan diri dengan menampilkan diri laiknya si kutu buku," ucapnya.

Terdakwa yang dalam situasi normal tak memakai kacamata, kemudian memakai kacamata tanpa ukuran.

Bukan sebatas gimmick apalagi untuk gagah-gagahan, faedah kacamata terhadap jalannya persidangan ternyata tak bisa dipandang sebelah mata.

"Nah bagi Ferdy Sambo yang punya raut muka keras jelas butuh "pelembut" guna melembutkan hati hakim. Pertanyaannya, ampuhkah nerd defense meloloskan FS dari lubang jarum?," tutur Reza Indragiri Amriel.

Keluarga Berharap Putri dan Sambo Dihukum Maksimal

Terkait tuntutan terhadap Putri Candrawathi dan Ferdy Sambo yang akan dibacakan JPU pada pekan depan, keluarga Yosua ingin Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi mendapat hukuman maksimal.

"Sudah lama menunggu persidangan, mudah-mudahan tercapai yang kami harapkan," ujar Rohani, bibi Yosua, Sabtu (14/1/2023).

Menurut Rohani, selama ini empat terdakwa kasus pembunuhan Yosua konsisten berbohong di pengadilan.

"Mereka berusaha menutup tidak menunjukkan kejujuran, berbohong," ucapnya.

Ia juga menuturkan, keluarga Yosua melihat Putri Candrawathi penuh kebohongan dalam tuduhan pelecehan seksual ketika memberikan keterangan di persidangan.

"Dari sini bisa menilai, sudah dilecehkan, dibanting, diperkosa, kok masih memanggil Yosua bertatap muka di ruangan dengan alasan sudah memaafkan. Kalau saya sebagai perempuan, dijawil saja, sudah saya tampar yang melecehkan," kata Rohani.

Oleh karena itu, ia memohon kepada hakim untuk memberikan keadilan.

Ia juga tidak tega melihat ayah dan ibu almarhum Yosua yang masih sering menangis ketika melihat persidangan karena ada tuduhan pelecehan seksual itu.

"Untuk Eliezer sudah ada kejujuran, hakim mudah-mudahan memberikan keringanan. Kami dari keluarga sudah melihat keterangan Eliezer yang menentang Sambo, mudah-mudahan tuntutannya sesuai," tutur Rohani.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved