Sabtu, 4 Oktober 2025

Cuaca Ekstrem

Siaga Cuaca Ekstrem, Masyarakat Diminta di Rumah Saja Jika Tak Mendesak

Cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Tanah Air berpeluang menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan dan tanah longsor. 

Warta Kota/YULIANTO
Hujan lebat mengguyur perempat lampu merah depan Gedung Sarinah, MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (22/9/2022). BMKG memperingatkan adanya potensi cuaca ekstrem di sebagian wilayah Indonesia selama dua hari kedepan pada 28-30 Desember 2022. (Warta Kota/YULIANTO) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya potensi cuaca ekstrem di sebagian wilayah Indonesia selama dua hari kedepan (28-30 Desember 2022).

Karena itu, masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas di luar rumah jika tidak mendesak.

"Mohon kepada masyarakat untuk berhati-hati jika beraktivitas di luar rumah. Jika tidak ada keperluan mendesak, maka sebaiknya di rumah saja menunggu cuaca kembali normal," ujar Kepala BMKG Dwikorita dalam keteranganya, Rabu (28/12/2022).

Dwikorita menerangkan, cuaca ekstrem tersebut berpeluang menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, genangan, dan tanah longsor

Berdasarkan prakiraan berbasis dampak Impact-Based Forecast (IBF), daerah yang ditetapkan berstatus Siaga pada periode tanggal tersebut yaitu sebagian Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT. 

"Wilayah tersebut diprakirakan dapat mengalami hujan lebat yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi," ujarnya.

Dampak yang dapat terjadi diantaranya adalah volume aliran sungai berpotensi meningkat drastis sehingga dapat mengakibatkan potensi banjir dan banjir bandang. 

Besar kemungkinan hujan lebat tersebut mengakibatkan potensi tanah longsor, guguran bebatuan, atau erosi tanah, terutama di daerah-daerah dataran tinggi dan lereng-lereng perbukitan dan gunung. 

Baca juga: Cuaca Ekstrem, INACA Prediksi Jadwal Penerbangan Berpotensi Banyak yang Delay

Hal yang sama juga disampaikan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.

Ia mengimbau agar masyarakat menunda perjalanan keluar kota mengingat cuaca ekstrem diprediksi masih akan terjadi di sejumlah daerah.

"Saya mengimbau agar kalau enggak penting-penting banget kita jangan keluar kota, di kota saja sehingga lebih aman," kata Budi dalam Jumpa Pers Akhir Tahun 2022 di Gedung Kemenhub, Jakarta, Selasa (27/12/2022).

Pemda Perlu Tingkatkan Kewaspadaan

BMKG mengimbau kepada pemerintah daerah setempat dan warga yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai dan wilayah perbukitan agar lebih waspada dan meningkatkan kesiap-siagaan.

Baca juga: Empat Penyebab Cuaca Ekstrem yang Terjadi di Indonesia

Terutama jika hujan lebat terjadi dalam intensitas yang cukup lama. 

Cuaca Ekstrem Dipicu Dinamika Atmosfer

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menerangkan, potensi ekstrem ini dipicu oleh aktifnya sejumlah fenomena dinamika atmosfer di sekitar wilayah Indonesia yang berpotensi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah. 

Diantaranya, peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.

Selain itu, kata dia, meningkatnya intensitas fenomena 'cold surge' atau seruakan dingin yang disertai dengan potensi arus lintas ekuatorial sehingga aliran massa udara dingin dari Asia memasuki wilayah Indonesia juga dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan terutama di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah.

Baca juga: Siaga! BMKG Sebut Ada Potensi Cuaca Ekstrem yang Menerjang di Wilayah Ini

Dinamika atmosfer lainnya, lanjut Guswanto, yaitu adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu peningkatan pertumbuhan awan konvektif yang cukup masif dan berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di perairan sekitarnya.

Fenomena lainnya yang signifikan, tambah dia, yakni terpantaunya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif bersamaan dengan fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.

Kondisi tersebut berkontribusi signifikan terhadap peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia terutama di bagian tengah dan timur. 

"Kepada masyarakat, kami imbau untuk tidak panik tetapi tetap waspada, dan terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG. Pangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang," ungkap dia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved