Minggu, 5 Oktober 2025

Polisi Tembak Polisi

Aktivis Perempuan Ragukan Kesaksian Putri Candrawathi Sebagai Korban Pelecehan: Banyak Kebohongan

Aktivis Jaringan Pembela Hak Perempuan Korban Kekerasan Seksual, Ratna Batara curigai kesaksian Putri Candrawathi yang mengaku korban pelecehan.

Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Sri Juliati
Kompas.com/Kristianto Purnomo
Putri Candrawathi, terdakwa pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, saat menjalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2022). Aktivis Jaringan Pembela Hak Perempuan Korban Kekerasan Seksual, Ratna Batara curigai kesaksian Putri Candrawathi yang mengaku korban pelecehan. 

TRIBUNNEWS.COM – Aktivis Jaringan Pembela Hak Perempuan Korban Kekerasan Seksual, Ratna Batara Munti meragukan pengakuan Putri Candrawathi mengenai korban pemerkosaan.

Ratna melihat adanya indikasi kebohongan yang disampaikan Putri Candrawathi saat memberikan kesaksiannya di persidangan kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yousa Hutabarat atau Brigadir J.

Diketahui, satu di antara terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J itu selalu mengaku jika dirinya merupakan korban pelecehan seksual dari Brigadir J.

"Kita tidak bisa langsung menyatakan dukungan terhadap PC, karena kita tahu banyak indikasi tentang kebohongan, obstruction of justice dan dia terlibat kalau dari fakta di persidangan dia bukan hanya ibu rumah tangga biasa."

"Dia juga bagian dari yang merencanakan skenario," ujar Ratna dikutip dari YouTube KompasTV di program Rosi, Kamis (15/12/2022).

Baca juga: Kuasa Hukum Bharada E Curigai Ferdy Sambo Rusak Barang Bukti Penembakan Brigadir J, Ini Alasannya

Menurut Ratna, kasus Putri Candrawathi merupakan kejadian yang jarang ditemui.

Hal ini lantaran istri mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo ituu dinilai lebih berkuasa dari Brigadir J sehingga memunculkan pertanyaan besar bagi Ratna.

"Kasus PC ini kasus pengecualian dari mayoritas korban yang kita dampingi, sehingga kita nggak bisa menyamakan dengan korban lainnya."

"Kebanyakan korban itu justru memang yang lemah dari relasi kuasa dengan pelakunya, lalu dia juga bukan orang kelas menengah atas yang juga mendapatkan akses informasi."

"Tapi coba kita lihat PC, dia punya banyak akses privilege," ujar Ratna.

Ratna mengatakan justru berpihak kepada ibunda Brigadir J, Rosti Simanjuntak lantaran sang anak meninggal di tangan atasannya sendiri.

"Kita membela ibu Yosua, ibu Yosua itu korban yang anaknya dibunuh dengan keji, dengan eksekusi seperti itu."

"Kita tentunya tidak terima main hakim sendiri dan itu kan sangat keji, tentu saja kita bersama ibu Yosua dan keluarganya," ujar Ratna.

Keberpihakan Ratna juga cenderung kepada para istri anggota Polri yang dipecat dengan tidak hormat.

"Saat ini dengan adanya keterlibatan hampir 95 anggota Polri yang terlibat obstruction of justice ketika dipecat itu banyak perempuan-perempuan yang jadi korban."

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved