Jumat, 3 Oktober 2025

Polisi Tembak Polisi

Bharada E Ketakutan Saat Lihat Ferdy Sambo Marah Lalu Menangis

Bharada E dipanggil Ferdy Sambo di lantai 3 rumah pribadi di Jalan Saguling, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.

Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti
Ferdy Sambo menjalani sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E menggambarkan kekesalan Ferdy Sambo saat menceritakan soal dugaan pelecehan seksual terhadap Putri Candrawathi (PC).

Hal ini diungkapkan Bharada E saat menjadi saksi dalam sidang lanjutan perkara pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat Brigadir J atas terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/12/2022).

Awalnya, Bharada E dipanggil Ferdy Sambo di lantai 3 rumah pribadi di Jalan Saguling, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.

Di sana, Bharada E melihat Ferdy Sambo (FS) sedang menangis.

"Saya tanya ke bapak 'siap perintah bapak', sini dek. Bapak lagi menangis Yang Mulia. Masuklah saya baru saya disuruh duduk di sofa Yang Mulia," kata Bharada E.

Baca juga: Pengakuan Terbaru Lingling, Tunangan Bharada E soal Penembakan Brigadir J

Selanjutnya, Ferdy Sambo yang duduk di sofa panjang bertanya perihal apa yang diketahui Bharada E soal kejadian di Magelang, Jawa Tengah.

"Bapak nanya ke saya, lihat ke saya nangis Yang Mulia. Kamu tahu gak ada kejadian apa di Magelang? Gak lama kemudian Ibu (PC) masuk duduk di samping pak FS (Ferdy Sambo), Bu PC (Putri Candrawathi) masuk. Bapak habis nanya itu nangis dulu," jelasnya.

"Saudara Putri duduk di mana?" tanya Hakim Ketua Wahyu Iman Santoso.

"Di samping Pak FS," jawab Bharada E.

Kemudian, Ferdy Sambo menceritakan jika Brigadir J sudah melecehkan Putri Candrawathi.

Sontak, hal itu membuat kaget Bharada E karena tidak mengetahui kejadian itu padahal berada di Magelang.

"Terus dia bilang dia lihat ke saya jadi memang kurang aja anak itu. Dia udah hina harkat martabat saya, dia pegang kerah bajunya dia bilang 'nggak ada gunanya pangkat saya ini Cad kalau keluarga saya dibeginikan. Saya juga langsung diam pada saat itu Yang Mulia, saya takut juga," ungkapnya.

Selanjutnya, Bharada E melihat Ferdy Sambo merubah posisi duduk dan langsung menyatakan jika Brigadir J harus tewas.

"Karena bapak menangis tapi marah emosi jadi habis ngomongin itu berhenti nangis lagi baru dia rubah posisi begini 'emang harus dikasih mati anak itu' bilang begitu ke saya, saya cuma diam aja," jelas Bharada E.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved