Polisi Tembak Polisi
Ferdy Sambo Cerita Detik-detik Penembakan: Merasa Ditantang Brigadir J, Panik, hingga Putri Menangis
Menurut Ferdy Sambo, jawaban Brigadir J saat ditanya sebelum almarhum ditembak, terdengar seperti menantang.
"Kemudian setelah itu, saya juga melihat bahwa ini harus ada bekas tembakan dari Yoshua."
"Kemudian saya mengambil tangan Yoshua, menggenggam senjata milik Yoshua dan menembakkan ke lemari sebelah atas."
"Kemudian setelah itu saya lap senjata Yoshua dengan masker, saya letakkan di samping Yoshua, Yang Mulia," lanjutnya.
Saat ditanya keberadaan Bharada E, Bripka RR, dan Kuat Maruf, Ferdy Sambo mengatakan hanya ada Bharada E di dekatnya.
Sementara, Bripka RR dan Kuat Maruf ada di kolam.
"(Ricky dan Kuat) Dia ada di dekat kolam, Richard di belakang saya," katanya.
Selesai Brigadir J dieksekusi, Ferdy Sambo langsung keluar dan berpapasan dengan Adzan Romer di garasi.
Ia kemudian meminta Adzan Romer mengawasi Putri Candrawathi.
Tak hanya itu, Ferdy Sambo juga menyuruh Prayogi menelepon ambulans karena berpikir Brigadir J masih sempat dibawa ke rumah sakit.

Baca juga: Putri Candrawathi Ternyata Cinta Pertama Ferdy Sambo sejak SMP: Saya Percaya Dia 1000 Persen
"Setelah itu, saya keluar, Yang Mulia. Saya bertemu Romer di garasi, saya sampaikan, 'Kamu lihatin Ibu di dalam'," ujarnya.
"Kemudian saya bertemu Yogi, saya sampaikan, 'Kamu panggil ambulans'. Karena saya berpikir (Brigadir J) mungkin masih bisa dibawa ke rumah sakit, Yang Mulia," lanjutnya.
Kendati demikian, Ferdy Sambo kembali masuk karena ingat Putri Candrawathi masih berada di dalam.
Di kamar, Ferdy Sambo menemukan sang istri duduk di tempat tidur sambil menangis.
Putri Candrawathi sempat bertanya ada kejadian apa di bawah, namun oleh Ferdy Sambo diminta diam.
"Kemudian saya ingat istri saya ini ada isolasi mandiri di sini (Duren Tiga). Saya kemudian masuk ke kamar, menemukan istri saya sudah menangis, duduk di tempat tidur."