Sabtu, 4 Oktober 2025

Polisi Tembak Polisi

Bharada E Mimpi Didatangi Brigadir J Setelah Penembakan di Rumah Ferdy Sambo

Hal itu diungkapkan Bharada E saat memberikan kesaksian dalam persidangan di Pengadilan Negeri  Jakarta Selatan pada Rabu (30/11/2022) hari ini.

Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Hasanudin Aco
WARTA KOTA/YULIANTO
Terdakwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E berbincang dengan penasihat hukumnya saat menghadiri sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (7/11/2022). Agenda persidangan kali ini adalah pemeriksaan sejumlah saksi dari jaksa penuntut umum (JPU). WARTA KOTA/YULIANTO 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bharada Richard Eliezer alias Bharada E mengungkap Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J sempat datang ke mimpinya pasca penembakan di rumah Ferdy Sambo, Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022 lalu.

Hal itu diungkapkan Bharada E saat memberikan kesaksian dalam persidangan di Pengadilan Negeri  Jakarta Selatan pada Rabu (30/11/2022) hari ini.

Awalnya, Bharada E mengungkap dirinya merasa bersalah menuruti perintah Ferdy Sambo.

"Saya betul-betul dihantui mimpi buruk kurang lebih tiga minggu," kata Bharada E.

Baca juga: Bharada E Sebut Putri Duduk di Samping Ferdy Sambo Saat Skenario Pembunuhan Brigadir J Disusun

Lantas, Majelis Hakim pun menanyakan soal mimpi buruk yang dialami oleh Bharada E.

Eks ajudan Ferdy Sambo itu pun menjawab bahwa salah satu mimpinya adalah sempat bertemu dengan Brigadir J.

"Apa mimpimu? Bertemu almarhum?" tanya Hakim.

"Betul Yang Mulia," jawab Bharada E.

Namun begitu, Bharada E mengakui telah berdosa mengikuti perintah Ferdy Sambo.

Dia pun mengaku bahwa perintah menembak Brigadir J bukan perintah yang benar.

"Saya merasa berdosa yang mulia. Karena saya mengikuti perintah dia [FS]," jelas Bharada E.

Bharada E mengungkapkan bahwa alasannya tetap mengikuti perintah karena dirinya takut dengan Ferdy Sambo yang saat itu jenderal bintang dua yang menjabat Kadiv Propam Polri.

"Karena saya takut. Ini jenderal bintang dua menjabat sebagai Kadiv Propam dan posisi saya pangkat saya bharada, pangkat terendah. Dari kepangkatan itu aja kita bisa lihat bagaikan langit dan bumi. Saya merasa takut sama FS," tukasnya. 

Skenario Pembunuhan Brigadir J

Bharada E mengatakan Ferdy Sambo (FS) sempat mengumpulkan para ajudan di lantai atas Rumah Saguling.

Awalnya, Bripka Ricky Rizal menyampaikan bahwa Bharada E dipanggil Ferdy Sambo pada hari pembunuhan Brigadir J, Jumat 8 Juli 2022.

Bharada E pun bergegas menuju lantai atas di rumah Saguling.

Begitu tiba di lantai atas, dia melihat Ferdy Sambo menangis di ruang keluarga.

Majelis Hakim pun bertanya siapa saja yang saat itu berada di sana.

Lantas Bharada E menjawab hanya dirinya dan Ferdy Sambo.

"Saat saya datang, ada Pak FS saja," katanya di dalam persidangan.

Kemudian Richard diperintahkan untuk duduk di sofa.

Setelah duduk di sofa, Ferdy Sambo mulai bertanya terkait peristiwa yang terjadi di Magelang.

Tak lama kemudian, Putri Candrawathi menghampiri dan duduk di samping suaminya Ferdy Sambo.

"Kemudian, baru dia (Ferdy Sambo) bilang Yosua sudah melecehkan ibu di Magelang. Dengar itu, saya kaget, takut karena posisi kami ajudan di Magelang," katanya.

Disebut Bharada E bahwa pada saat itu Putri dan Sambo sempat berbincang berdua dengan volume  suara rendah.

Namun, dia mendengar bahwa Putri berbicara mengenai CCTV dan sarung tangan.

"Tidak jelas, Yang Mulia. Tapi saya ada dengar CCTV dan sarung tangan," kata Bharada E.

Kemudian dengan seksama, Richard pun memperhatikan cerita Ferdy Sambo soal pelecehan seksual terhadap Putri pada saat itu.

Meski demikian, di dalam hatinya tersimpan tanda tanya terkait cerita tersebut.

"Dalam hati saya, ini betul kah?" kata Bharada E.

Kemudian Ferdy Sambo terlihat marah sembari mengeluarkan kata-kata bahwa martabat keluarganya telah dinodai.

"Kemudian dia bilang, kurang ajar, dia (Brigadir J) menghina harkat dan martabat keluarga saya.' Dia emosi, nangis," ujarnya.

Sembari menangis, Ferdy Sambo pun mengucapkan kekesalan dan kemarahannya kepada Brigadir J.

"Dia (Ferdy Sambo) bilang memang harus dikasih mati anak itu," ujarnya.

Richard pun terdiam karena ketakutan.

Ditambah, saaat itu Ferdy Sambo menyuruhnya untuk membunuh Brigadir J.

"Dia bilang, nanti kau tembak Yosua, nanti saya jaga kamu," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved