Sabtu, 4 Oktober 2025

Gempa Berpusat di Cianjur

UPDATE Korban Gempa Cianjur: 46 Orang Meninggal Dunia, Ratusan Lainnya Luka-luka

Direktur RSUD Kabupaten Cianjur Darmawan mengatakan, data sementara ada 46 orang meninggal dunia dan ratusan lainya mengalami luka-luka.

Tribun Jabar/ Ferri Amiril Mukminin
Kondisi korban gempa M 5,6 di Rumah Sakit Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Senin (21/11/2022). 

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Gempa Cianjur dengan magnitudo 5,6 menyebabkan kerusakan parah, Senin (21/11/2022).

Selain menyebabkan kerusakan, gempa Cianjur juga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Data terbaru: Menurut informasi yang disampaikan Bupati Cianjur Herman Suherman pukul 16.52 WIB, korban meninggal dunia tercatat sebanyak 56 orang. 

Sementara korban luka tercatat sebanyak 700 orang lebih. 

"Terkini yang tercatat meninggal sudah 56 orang," kata Herman dikutip dari Breaking News MetroTv, Senin (21/11/2022)

"Yang sakit sampai saat ini belum bisa dihitung, tadi saya sampaikan 700 orang lebih dan datang terus-menerus," sambungnya. 

Herman juga mengatakan masih ada wilayah yang terisolasi, sehingga belum bisa dilakukan evakuasi terhadap korban.  

"Masih ada daerah yang terisolasi, yang belum bisa diakses kendaraan." 

"Sehingga kita utamakan dulu sehingga bisa akses warga masyarakat yang terisolasi untuk dievakuasi, " kata Herman

Bupati juga mengatakan, mayoritas korban berasal dari wilayah Cianjur utara seperti Cugenang, Warung Kondang dan Gekbrong.

Kata Herman saat ini kendala yang dihadapi di lapangan adalah putusnya akses ke sejumlah wilayah terdampak gempa.

"Sementara kita masuh terus menampung (data korban) karena akses jalan tertutupi," kata Herman.

Bahkan, akses menuju Jalan Raya Puncak saat ini juga tak bisa dilalui.

"Ini jalan menuju Puncak sudah gabisa dilewati," tuturnya.

Selain itu, aliran listrik di sejumlah rumah sakit di Cianjur, Jawa Barat turut terputus imbas gempa bumi.

Sementara itu, Direktur RSUD Kabupaten Cianjur, Darmawan sebelumnya mengatakan, data sementara ada 46 orang meninggal dunia dan ratusan lainya mengalami luka-luka.

"46 orang meninggal dunia tersebut merupakan korban yang meninggal dunia di lokasi kejadian, saat di rawat, dan ketika dalam perjalan ke rumah sakit," katanya pada wartawan, Senin (21/11/2022).

Selain itu kata dia, hingga saat ini ada ratusan korban dari sejumlah wilayah yang mengalami luka-luka patah tulang dan luka dibagian kepala.

"Sementara korban luka ada sekitar 700 orang, kemungkinan akan terus berambah, karena hingga saat ini ambulans masih berdatangan membawa korban," kata dia.

Ia mengatakan, ratusan korban yang dibawa ke terpaksa dirawat di area parkir dan lorong-lorong karena kondisi bangunan yang mengkhatirkan.

"Akibat gempa bumi tadi bangunan rumah sakit juga mengalami retak, sehingga ratusan korban itu dirawat di luar," kata dia.

Dia mengatakan, pihaknya mengerahkan semua tenaga kesehatan untuk menangani korban yang mengalami luka akibat gempa bumi.

Selain itu pasca gempa bumi aliran listrik dan jaringan internet masih belum menyala.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan bahwa wilayah di Sukabumi, Cianjur, Lembang, Purwakarta, dan Bandung merupakan wilayah yang secara tektonik adalah kawasan seismik aktif dan kompleks. 

“Disebut seismik aktif karena monitor BMKG menunjukkan kawasan ini memang sering terjadi gempa. Peta aktivitas seismik sekitar juga menunjukkan bahwa kawasan ini memang sering terjadi gempa dengan variasi magnitudo dan kedalaman,” jelas Daryono dalam konferensi pers, Senin.

Terkait dengan kompleksitas, kata dia, wilayah tersebut juga merupakan daerah dengan jalur gempa yang cukup aktif. Hal ini dikaitkan dengan banyaknya patahan geser aktif atau sesar, di kawasan tersebut.

Sesar itu di antaranya Sesar Cimandiri, Sesar Padalarang, Sesar Lembang, Sesar Cirata, dan sesar-sesar minor lainnya.

BMKG melaporkan, gempa di Cianjur berada di kedalaman 10 kilometer barat daya Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dan tidak berpotensi tsunami.

"#Gempa Mag:5.6, 21-Nov-22 13:21:10 WIB, Lok:6.84 LS,107.05 BT (10 km BaratDaya KAB-CIANJUR-JABAR), Kedlmn:10 Km, tdk berpotensi tsunami," tulis akun Twitter BMKG, Senin (21/11/2022).

Gempa M 5,6 di Cianjur tersebut, tak hanya dirasakan di wilayah setempat, namun juga terasa hingga daerah Jabodetabek dan Bandung. 

Baca juga: Jenis-jenis Gempa Bumi Berdasarkan Penyebab dan Kedalamannya

BMKG: Gempa di Cianjur Karena Aktivitas Sesar Cimandiri

Gempa bumi magnitudo 5,6 yang mengguncang wilayah Cianjur disebabkan karena aktivitas Sesar Cimandiri.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisik (BMKG) mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 

Masyarakat diminta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar Cimandiri."

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike slip)," ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono dalam pernyataan yang diterima Tribunnews, Senin(21/11/2022).

Daryono mengatakan dampak gempa bumi magnitudo 5,6 tersebut dirasakan di Kota Cianjur dengan skala intensitas V - VI MMI (Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar).

Untuk warga di Garut dan Sukabumi IV - V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).

Cimahi, Lembang, Kota Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah dengan skala intensitas III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah dengan getaran terasa seperti truk berat melintas.

Gempa Cianjur juga dirasakan di wilayah Rancaekek, Tangerang Selatan, Jakarta dan Depok dengan skala intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu). 

"Hingga saat ini sudah ada laporan kerusakan bangunan seperti rumah dan toko juga dampak longsor di wilayah Cianjur yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut."

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tidak berpotensi tsunami," ujar Daryono.

BMKG juga mencatat hingga pukul 14.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 15 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar magnitudo 4.

Daryono juga mengatakan karakteristik gempa bumi dengan magnitudo 5,6 seperti yang terjadi di Cianjur merupakan gempa dangkal.

Kedalaman gempa yang terjadi pada Senin (21/11/2022) siang tersebut diketahui berada pada 11 kilometer.

Tipikal gempa dangkal ini, kata Daryono, tak perlu berkekuatan besar untuk menimbulkan kerusakan.

Bahkan kata dia, kekuatan 4-6 magnitudo dapat menimbulkan kerusakan yang signifikan.

"Karakteristik gempa dangkal, Ini gempanya itu tidak harus berkekuatan besar untuk menimbulkan kerusakan."

:Karena gempanya dangkal bisa kurang dari 10 kilometer, 15 kilometer."

"Berkekuatan 4-6 pun bisa menimbulkan kerusakan signifikan," kata Daryono,

Lebih lanjut Daryono menjelaskan bahwa zona yang ada di kawasan Sukabumi dan Padalarang punya catatan sejarah kegempaan yang terbilang banyak.r

"Kalau kita lihat catatan sejarah gempa di zona ini terkait aktivitas sesar Cimandiri dan Padalarang, ada banyak sekali catatan panjang sejarah kegempaan di wilayah Sukabumi dan Padalarang ini," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved