Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Abdul Haris Sebut Pintu Stadion Kanjuruhan Dibuka sebelum Laga Selesai, Komnas HAM: Terbuka, Kecil
Inilah hasil temuan investigasi Komnas HAM dan pernyataan Ketua Panpel Arema Abdul Haris terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan.
Ketika peristiwa terjadi, kata Abdul Haris, dirinya berada di lapangan.

Meski begitu, ia mengaku sudah mendapat laporan pintu stadion semua telah dibuka 10 menit sebelum pertandingan.
"Kami selaku ketua Panpel berada di tengah, laporan saya itu semua dibuka," ungkapnya.
Sebagaimana diketahui, tragedi di Stadion Kanjuruhan usai laga Arema versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur pada Sabtu (1/10/2022) lalu mnegakibatkan ratusan orang meninggal dan luka-luka.
Saat ini, dilaporkan 132 orang meninggal dunia.
Sementara, ratusan korban lainnya luka ringan hingga berat.
Banyaknya korban yang jatuh diduga karena kehabisan oksigen dan berdesakan setelah aparat menembakkan gas air mata ke arah tribun.
Kesaksian Aremania
Dikutip dari Suryamalang.com, Aremania, Curva Sud, menegaskan Pintu 13 Kanjuruhan terbuka di menit 85 pertandingan.
Artinya, pada pintu 13 dalam kondisi terbuka saat 5 menit sebelum pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya berakhir.
Sementara tragedi maut di Kanjuruhan terjadi beberapa saat setelah laga usai.
Kemudian, Aremanita, Dila, mengatakan pintu 13 sempat terbuka saat pertandingan antara Arema FC vs Persebaya memasuki menit ke-85.
Dila meyakinkan, Pintu 13 benar terbuka karena ia sempat keluar dari stadion di menit 85 pertandingan, sebelum kemudian masuk kembali dari pintu yang sama.
"Saya sempat keluar dan bisa masuk lagi dari Pintu 13, saat itu kondisinya masih stabil , saya masuk lagi soalnya denger katanya ada tembakan gas air mata," kata Dila ketika diwawancarai Suryamalang.com pada Selasa (4/10/2022) lalu.

Lebih jauh, ia mengisahkan, bisa masuk dan naik ke tribune Ekonomi lagi sampai akhirnya ia berusaha keluar lagi dari pintu yang sama karena paparan gas air mata.