Minggu, 5 Oktober 2025

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Komnas HAM: Suporter Masuk Ke Stadion Kanjuruhan Karena Ingin Beri Semangat Pemain

Choirul Anam mengungkapkan sejumlah catatan penting dalam proses investigasi yang telah dilakukan pihaknya terkait Tragedi Kanjuruhan Malang.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah pencinta sepak bola menggelar aksi tabur bunga dan 1.000 lilin atas tragedi kematian sejumlah suporter, di depan Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (2/10/2022) malam. Aksi tersebut digelar sebagai bentuk solidaritas atas kematian ratusan suporter pascapertandingan sepak bola Liga 1 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner Komnas HAM RI M Choirul Anam mengungkapkan sejumlah catatan penting dalam proses investigasi yang telah dilakukan pihaknya terkait Tragedi Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.

Satu diantaranya, kata dia, adalah terkait kronologi peristiwa setelah peluit berakhirnya pertandingan ditiup wasit.

Ia mengatakan selama ini berkembang cerita bahwa kericuhan atau kekerasan terjadi ketika suporter merangsek ke lapangan karena mau menyerang pemain.

Baca juga: Temuan Komnas HAM: Banyak Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Wajahnya Biru dan Matanya Merah

Namun demikian, kata Anam, fakta berbeda ditemukan berdasarkan penelusurannya kepada Aremania (supporter Arema) maupun kepada pemain Arema FC.

Hal tersebut disampaikannya di kanal Youtube Humas Komnas HAM RI pada Rabu (5/10/2022).

"Jadi mereka (suporter) merangsek itu memang mau memberikan semangat, berkomunikasi dengan pemain. Kami kroscek ke para supporternya bilangnya ya kami kan mau kasih semangat walaupun mereka kalah. Ini satu jiwa. Ayo Arema jangan menyerah," kata Anam.

"Ketika kami kroscek kalimat-kalimat itu juga berdialog dengan teman-teman pemain terutama pemain yang terakhir meninggalkan lapangan, itu juga disampaikan," sambung Anam.

Menurut pengakuan pemain Arema FC terakhir yang meninggalkan stadion kepadanya, kata Anam, pemain tersebut mengatakan hal yang sama.

Bahkan, kata dia, pemain tersebut sempat menunjukkan fotonya ketika dirangkul oleh Aremania.

"Jadi tidak ada pemain yang luka. Jadi kalau ada informasi yang bilang bahwa supporter ke sana mau menyerang pemain itu bilang bahwa itu tidak seperti itu dan supporternya juga bilang bahwa tidak seperti itu. Jadi dinamika ini jadi penting," kata Anam.

Namun demikian, kata Anam, pihaknya masih menelusuri secara mendalam terkait hal tersebut.

Hal itu juga karena menurutnya ada rentang waktu beberapa menit situasi di lapangan masih kondusif sebelum kerusuhan pecah berdasarkan rekeman video, keterangan supporter, keterangan pemain, dan juga perangkat pertandingan.

"Kami sayangkan ini, kondisi ini kok ricuh. Apalagi kericuhan itu, banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu akibat gas air mata," kata Anam.

"Gas air matalah yang membuat panik dan sebagainya sehingga ada terkonsentrasi di sana di beberapa titik pintu. Ada pintu yang terbuka sempit. Terus ada pintu yang tertutup. Itulah yang membuat banyak jatuh korban," sambung dia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved