Gerakan 30 September
SOSOK 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S
Ketujuh Pahlawan Revolusi menjadi korban dalam sebuah peristiwa Gerakan 30 September (G30S) yang terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 1965.
5. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo

Sama seperti Pahlawan Revolusi sebelumnya, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo juga tergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Ia pernah menjadi anggota Korps Polisi Militer.
Mayjen Sutoyo Siswomiharjo diangkat menjadi ajudan Kolonel Gatot Subroto.
Kemudian ia menjadi Kepala Bagian Organisasi Resimen II Polisi Tentara di Purworejo.
6. Kapten Pierre Tendean

Pria kelahiran Jakarta, 21 Februari 1939 merupakan lulusan Akademi Militer Jurusan Teknik tahun 1962.
Kapten Pierre Tendean menjabat sebagai Komandan Peleton Batalyon Zeni Tempur 2 Komando Daerah Militer II/ Bukit Barisan di Medan.
Pada April 1965, Kapten Pierre Tendean diangkat sebagai ajudan Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata, Jenderal AH Nasution
Kapten Pierre Tendean diculik oleh G30S karena mengaku sebagai Jenderal AH Nasution.
Hal tersebut dilakukan agar sang jenderal selamat dan berhasil melarikan diri.
7. Letjen Mas Tirtodarmo Haryono

Letjen Mas Tirto Haryono atau MT Haryono lahir pada 20 Januari 1924 di Surabaya.
Diketahui, ia pernah menempuh pendidikan kedokteran di Ika Dai Gaku pada masa pendudukan Jepang.
Saat bergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR), ia berpangkat mayor.
Saat bergabung dalam Kementerian Pertahanan, MT Haryono menjabat sebagai Sekretaris Delegasi Militer Indonesia.
Kepiawaiannya dalam berbahasa asing seperti Bahasa Belanda, Inggris, dan Jerman, menjadikannya terlibat dalam perundingan internasional untuk membela Indonesia.
(Tribunnews.com/Safira)