Sabtu, 4 Oktober 2025

Polisi Tembak Polisi

Kapolri Sebut Hasil Autopsi Ulang Brigadir J Tepis Spekulasi Dugaan Penyiksaan

Kapolri Listyo Sigit Prabowo merespons hasil autopsi ulang Brigadir J dalam rapat dengan Komisi III DPR di Gedung Nusantara II, Rabu (24/8/2022).

Tribunnews.com/Igman Ibrahim
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI terkait penanganan kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan soal hasil autopsi ulang jenazah Brigadir J dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), Ade Firmansyah mengumumkan hasil autopsi ulang Brigadir J yang menunjukkan tidak ada luka kekerasan selain dari senjata api.

Kapolri pun mengatakan, hasil autopsi ulang tersebut, dapat menjawab spekulasi yang beredar terkait dugaan penyiksaan terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

"Alhamdulillah, pada Senin, 22 Agustus 2022 yang lalu, PDFI menyampaikan hasil autopsi yang intinya pada saat rilis tidak ada luka-luka selain luka-luka yang berasal dari senjata api."

"Ini tentunya juga menjawab adanya spekulasi liar pada saat itu penyiksaan di jalan, dan sebagainya," kata Listyo Sigit, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV, Rabu siang.

Lebih lanjut, Kapolri menyebut, hasil autopsi ulang yang diserahkan oleh PDFI dapat memperkuat hasil pelaksanaan autopsi pertama.

Baca juga: Kapolri Jelaskan Penyebab Bharada E Ubah Kesaksian, Ternyata Gara-gara Janji Ferdy Sambo

"Apa yang disampaikan oleh persatuaan dokter forensik ini memperkuat hasil pelaksanaan autopsi pertama yang telah dilakukan oleh kedokteran forensik Polri," ucapnya.

Kapolri menjelaskan, adanya proses autopsi ulang Brigadir J sebagai upaya untuk menunjukkan Polri transparan dalam hal penanganna kasus Brigadir J.

Diketahui, Ketua PDFI, Ade Firmansyah telah menyerahkan hasil autopsi kedua jenazah Brigadir J kepada Bareskrim Polri, Senin (22/8/2022).

Ade menyampaikan temuannya bersama tim dokter forensik terkait luka di tubuh Brigadir J.

Menurutnya, berdasarkan hasil pemeriksaan, tidak ada luka kekerasan selain dari senjata api.

"Jadi, saya bisa yakinkan, sesuai hasil pemeriksaan kami pada saat kita lakukan autopsi maupun pemeriksaan penunjang dengan pencahayaan dan hasil pemeriksaan mikroskopik, tidak ada luka-luka pada tubuhnya selain luka-luka akibat kekerasan senjata api," kata Ade, dikutip Tribunnews.com dari kanal YouTube Kompas TV.

Ade pun kembali menegaskan, tim forensik telah melakukan pemeriksaan sesuai keilmuan hingga mendapatkan hasilnya.

"Jadi, luka-luka yang kita dapati semua tempat yang mendapatkan informasi dari keluarga yang diduga ada kekerasan di sana. Namun, kami sudah bisa pastikan dengan keilmuan forensik yang sebaik-baiknya bahwa tidak ada tanda kekerasan selain kekerasan senjata api pada tubuh korban," 

Ketua tim dokter forensik autopsi ulang jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang juga Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Ade Firmansyah Sugiharto memberikan keterangan pers di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Pusat, Senin (22/8/2022).
Ketua tim dokter forensik autopsi ulang jenazah Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang juga Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Ade Firmansyah Sugiharto memberikan keterangan pers di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Pusat, Senin (22/8/2022). (Tribunnews/JEPRIMA)

Lebih lanjut, Ade menjelaskan luka tembak yang masuk ke tubuh Brigadir J.

"Kita melihat bukan arah tembakan, tetapi arah masuknya anak peluru, kita lihat ada 5 luka tembak masuk dan 4 luka tembak ke luar," ucapnya.

Dari luka tersebut, terdapat dua luka fatal di tubuh Brigadir J, yakni di dada dan kepala.

Ade juga memastikan, tim dokter forensik bekerja melakukan autopsi ulang secara independen.

Dalam proses pemeriksaan selama 4 minggu ini, Ade menyebut, tidak ada tekanan dari pihak manapun kepada tim dokter forensik.

Komisi III DPR Minta Kapolri Ungkap Motif Pembunuhan Terhadap Brigadir J

Komisi III DPR RI meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo membuka motif pembunuhan berencana yang mengakibatkan meninggalnya Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Dalam rapat Komisi III DPR RI, Wakil Ketua Komisi III, Adies Kadir, mengatakan bahwa publik terus mempertanyakan soal motif.

"Kami khawatir masyarakat berpikir ada apa dengan kasus ini, karena kasus-kasus lain dengan gamblang sampaikan motif," kata Adies di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (24/8/2022). 

Menurutnya, ada pertanyaan di masyarakat seputar apa yang terjadi di Magelang, sebab yang di Jakarta sudah selesai.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022).
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/8/2022). (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV)

Sementara itu, Trimedya Panjaitan menilai perkembangan kasus Ferdy Sambo sudah mencapai 90 persen.

Sehingga, menurutnya, meski menyebutkan motif atau tidak menjadi hak kapolri, Trimedya menilai penjelasan tetap diperlukan.

Apalagi, kata Trimedya, ada bisikan motif pembunuhan bukan hal yang luar biasa, dilansir Tribunnews.com.

"Sebenarnya disebutkan juga setelah saya tanya kiri kanan muka belakang enggak ada yang terlalu luar biasa," ucapnya.

Trimedya pun mendorong agar motif bisa diungkapkan ke publik.

"Karena semakin kita tutup-tutupin orang semakin penasaran. Kalau gak ada yang terlalu luar biasa ya sampaikan saja saudara kapolri supaya semua terang benderang," kata Trimedya.

Baca juga: Rapat dengan Kapolri, Komisi III DPR Tegaskan Pentingnya Revolusi Mental di Tubuh Kepolisian

Selain itu, anggota Komisi III Habiburokhman juga meminta motif pembunuhan Brigadir J diungkapkan Kapolri.

Hal itu, dimaksudkan agar tidak ada ganjalan.

Habiburokhman menambahkan, banyak saksi-saksi yang telah diperiksa.

Sehingga, diharapkan motif yang berkembang tidak hanya berdasar dari keterangan Ferdy Sambo.

"Selama ini yang menjadi referensi hanya pernyataan FS bahwa itu terkait dengan martabat keluarga. Padahal kan di situ ada saksi saksi lain, saya pikir yang juga bisa memberikan informasi awal kepada publik," jelasnya.

(Tribunnews.com/Suci Bangun DS/Chaerul Umam/Reza Deni, Kompas.com, Kompas.tv)

Simak berita lainnya terkait Polisi Tembak Polisi

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved