Senin, 6 Oktober 2025

BBM Bersubsidi

Keputusan Menaikkan Harga BBM Harus Hati-hati, Jokowi Minta Menteri Kalkulasikan Dampak Kenaikan BBM

Jokowi meminta menterinya melakukan kalkulasi, jangan sampai kenaikan BBM justru menurunkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
YouTube Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi meminta menterinya melakukan kalkulasi terkait rencana kenaikan BBM, jangan sampai kenaikan BBM justru menurunkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi. 

Namun Presiden mengatakan tidak mungkin subsidi tersebut terus ditambah dan dipertahankan.

"Presiden sudah indikasikan, tidak mungkin kita pertahankan terus. Kita ini harga BBM paling murah sekawasan ini, kita jauh lebih murah dari yang lain. Itu (subsidi BBM) terlalu besar kepada APBN kita," jelasnya.

Lebih lanjut, Luhut mengatakan tahun depan anggaran subsidi akan diturunkan jauh di bawah anggaran subsidi energi dan kompensasi saat ini yang sebesar Rp 502 triliun.

Misalnya saja dengan pengalihan kendaraan dari berbasis BBM menjadi kendaraan listrik, hingga penggunaan bensin campuran dari kelapa sawit B40.

"Karena kemarin subsidi kita Rp 502 triliun, kita harap bisa ditekan ke bawah. Bisa dengan pengurangan mobil BBM dan beralih ke listrik, dan B40," ujarnya.

Berharap Presiden Tak Menaikkan Harga BBM

Sementara itu Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Mulyanto menyebut pemerintah super tega bila menaikkan harga BBM bersubsidi dalam kondisi seperti ini.

Menurutnya dalam masa pemulihan ekonomi nasional seperti sekarang pemerintah harusnya memperbanyak insentif bagi masyarakat kecil, bukan malah membebani dengan menaikkan harga BBM.

Hal tersebut justru akan menyebabkan terjadinya inflasi.

"Karena itu PKS minta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menaikkan harga BBM bersubsidi sekarang. Alasan dan waktunya belum tepat. Ini hanya akan membuat masyarakat makin menderita setelah dua tahun lebih terdampak Covid-19," kata Wakil Ketua Fraksi PKS ini, dalam keterangan yang diterima Selasa (23/8/2022).

Mulyanto minta Presiden Jokowi memperhatikan kondisi riil masyarakat.

Menurutnya, sebagai presiden yang dicitrakan peduli pada kepentingan rakyat maka Jokowi harus berani membuat keputusan yang tegas tentang harga BBM ini.

Baca juga: Pemerintah Diminta Tidak Naikkan Harga BBM Subsidi, Tapi Harus Fokus Pembatasan Pembelian

Apalagi APBN tahun 2022 disebut surplus selama beberapa bulan belakangan.

"Presiden jangan cuma mendengar saran kebanyakan menteri yang justru menginginkan pemerintah menaikkan harga BBM. Dengarkan juga aspirasi masyarakat yang berkembang saat ini," ujarnya.

"Sebab kalau Pemerintah tetap nekat itu sama saja pemerintah tega dengan rakyatnya," lanjut Mulyanto.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved