Selasa, 30 September 2025

HUT Ke-77 RI, Guru Besar FKUI Ungkap 7 Tantangan di Bidang Kesehatan

Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama mencatat 7 tantangan di bidang kesehatan pada HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Editor: Adi Suhendi
istimewa
Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mebngungkap 7 tantangan di bidang kesehatan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama mencatat 7 tantangan di bidang kesehatan pada HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Pertama, bagaimana terus meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memberi prioritas penting bagi kesehatan.

Menurutnya, pandemi Covid-19 membuat masyarakat dan penentu kebijakan publik memberi prioritas pada kesehatan.

"Kita semua harus menyadari, health is not everything, but without health everything is nothing," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/8/2022).

Kedua, bagaimana menjamin tersedianya pelayanan kesehatan primer, utamanya untuk menjaga yang sehat agar tetap sehat.

Indonesia sejak sebelum 1980 sudah memiliki Puskesmas di semua kecamatan.

Baca juga: Semarak HUT ke-77 RI, Ganjar Pranowo Bentangkan Bendera Merah Putih Bersama Serikat Buruh

Namun, 5.498 dari 10.373 Puskesmas atau 53 persen belum memiliki sembilan jenis tenaga kesehatan sesuai standar, dan 586 Puskesmas belum memiliki tenaga dokter.

Ketiga, peningkatan mutu pelayanan di rumah sakit.

Apalagi bila dihubungkan dengan kenyataan bahwa uang yang keluar untuk membiayai yang sakit dan keluar negeri, lebih dari Rp 110 triliun setiap tahunnya.

"Ada yang perlu dibenahi, pertama tentang aturan termasuk perpajakan alat kesehatan, kedua adalah sarana dan prasarana serta ketiga tentang ketersediaan dan pemerataan tenaga kesehatan yang bermutu," kata Mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini.

Keempat, penanggulangan pandemi Covid-19.

Baca juga: HUT ke-77 RI, Sekjen PDIP Ajak Rakyat Merdeka Dari Mentalitas Bangsa Terjajah

Bagaimana bersiap menghadapi kemungkinan masalah keamanan kesehatan atau health security di masa depan, termasuk kemungkinan wabah dan pandemi lagi.

Kelima, perlunya advokasi dan koordinasi, karena masalah kesehatan tidak akan diselesaikan hanya oleh sektor kesehatan semata.

Contoh konkritnya adalah penerapan pendekatan One Health sebagai suatu pendekatan kolaboratif dalam pelayanan kesehatan manusia, hewan dan lingkungan yang dilaksanakan secara terpadu lintas sektor dan tentu juga bersama masyarakat.

Keenam, perlu upaya ekstra keras untuk mencapai goal 3 SDG, yaitu mencapai Kehidupan Sehat dan Sejahtera di tahun 2030.

Baca juga: Pesan Menkes di HUT ke-77 RI: Kesehatan Jadi Modal Utama Pengisi Kemerdekaan

Salah satu targetnya adalah mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta penyakit menular lainnya pada tahun 2030.

"Angka tuberkulosis kita masih tinggi, juga masih raturan kabupaten yang belum bebas malaria dan lainnya. Jelaslah perlu ada prioritas kegiatan dan sumber daya untuk pencapaian target SDG 2030 demi kesehatan dan kesejahteraan bangsa," ungkap dia.

Ketujuh adalah bagaimana Indonesia berperan dalam kesehatan dunia.

Pada tahun 2022 ini sudah ada beberapa kegiatan kesehatan G20 dalam Presidensi Indonesia.

"Sumbangsih Indonesia untuk kesehatan dunia perlu terus ditingkatkan, baik dengan mengacu pada pengalaman kita menangani masalah kesehatan yang beragam, hasil penelitian anak negeri dan juga dengan kepakaran dan pengalaman panjang yang kita miliki. Merdeka," kata Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved