Pengakuan Ade Armando Ketika Celananya Dipeloroti Dalam Peristiwa Pengeroyokan di Depan Gedung DPR
Ade Armando hadir menjadi saksi dalam sidang kasus pengeroyokan yang menimpa dirinya saat mengikuti kegiatan demonstrasi di depan Gedung DPR RI.
Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dosen Universitas Indonesia Ade Armando hadir menjadi saksi dalam sidang kasus pengeroyokan yang menimpa dirinya saat mengikuti kegiatan demonstrasi di depan Gedung DPR RI beberapa waktu lalu.
Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022), pegiat sosial media ini menuturkan saat celananya dipeloroti ketika dikeroyok di depan Gedung DPR.
Awalnya, Ade dipukul hingga ditendang berulang kali ke beberapa bagian tubuhnya hingga ke bagian belakang kepala.
Ia menambahkan dirinya sadar betul saat celananya mulai ditarik sejumlah orang.
“Sadar, ketika saya mulai terjatuh saya mulai merasakan, saya bukan hanya dipukuli tapi celana saya berusaha ditarik,” kata Ade Armando di persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (27/7/2022).
Ade menambahkan penarikan celana itu saat dirinya sudah tersungkur.
Baca juga: Bersalaman di Ruang Sidang, Seorang Terdakwa Pengeroyokan Minta Maaf Kepada Ade Armando
Dia pun tidak melihat sama sekali pelaku yang menarik celananya hingga terlepas itu.
Kata dia, saat itu dirinya menjadi bulan-bulanan massa.
Ada yang memukul, menendang, hingga menginjak dirinya.
Padahal dirinya sudah mencoba menahan agar celananya tidak terlepas, namun usahanya gagal.
“Akhirnya karena saya juga harus melindungi kepala saya, melindungi badan saya, saya enggak mungkin lagi menahan celana saya, sehingga akhirnya celana bisa diturunkan,” tutur Ade.
“Saya berusaha tahan celana saya, karena saya merasa bagaimanapun itu memalukan ,” lanjutnya.
Baca juga: Datangi Sidang Pengeroyokan di PN Jakpus, Ade Armando Berharap Pelaku Diberi Hukuman Setimpal
Ade menambahkan saat itu sekelompok orang yang ikut bersamanya pun turut melindungi dirinya.
Meski akhirnya tetap gagal meningat jumlah orang yang begitu banyak.
“Teman-teman saya itu mula-mula masih berusaha melindungi saya, tapi kemudian kayaknya dia ada yang menarik, ketika itu kemudian saya betul-betul jadi bulan-bulanan, sendirian,” katanya.