Senin, 6 Oktober 2025

Polisi Tembak Polisi

3 Hal yang Terjadi usai Penembakan Brigadir J di Rumah Irjen Ferdy Sambo sebelum Kasus Diungkap

Ada tiga hal yang terjadi pascapenembakan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, sebelum kasus diungkap ke publik.

ISTIMEWA/TribunJambi.com Aryo Tondang
Brigadir J bersama Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo (kiri) dan foto pemakaman Brigadir J di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi (kanan). Ada tiga hal yang terjadi pascapenembakan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo sebelum kasus diungkap ke publik. 

TRIBUNNEWS.COM - Kasus penembakan di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J baru dirilis dua hari setelah kejadian berlangsung.

Sepeti diketahui, Brigadir J tewas setelah adu tembak dengan Bharada E di rumah dinas Ferdy pada Jumat (8/7/2022) pukul 17.00 WIB.

Namun, kasus tersebut baru diungkap ke publik pada Senin (11/7/2022), dengan alasan penembakan terjadi menjelang hari raya.

“Terkait dengan rilis pada saat itu juga posisinya adalah hari raya ya kan."

"Tapi, yang terpenting adalah penanganan terhadap kasus tersebut."

"Itu yang paling penting, cepat dalam penanganan kasus,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/7/2022), dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Beda Pernyataan Polri dan Keluarga soal Luka Brigadir J Jadi Sorotan KontraS

Selama dua hari sebelum kasus penembakan Brigadir J dirilis, ada tiga hal yang telah terjadi, apa saja itu?

1. Terdengar suara letusan

Di hari penembakan terjadi, Jumat, Ketua RT rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Seno Sukarto (84), mengaku sempat mendengar suara letusan.

Rumah Seno sendiri berjarak 300 meter dari lokasi penembakan.

Namun, ia mengira suara letusan itu berasal dari petasan untuk merayakan malam takbir Idul Adha.

"Kalau saya ditanya suara letusan itu, itu suaranya seperti petasan."

"Sedangkan pada saat itu kan menjelang Idul Adha dan di sini biasanya menjelang Idul Adha, tahun baru, itu biasanya membunyikan kembang api," kata Seno di kediamannya, Rabu, dikutip dari TribunJakarta.com.

Selain Seno, satpam di pos jaga juga mendengar suara letusan tersebut.

Sama seperti Seno, satpam itu juga mengira suara petasan.

Baca juga: Mahfud MD akan Kawal Kasus Penembakan Brigadir J: Kredibilitas Polri Jadi Taruhan

"Waktu itu saya tanya sama satpam yang jaga di sana, 'kamu mendengar?'."

"'Mendengar Pak, tapi ya saya kira petasan juga'. Itu lah yang masalah letusan," ucap Seno.

2. Polisi datangi rumah dinas Irjen Ferdy Sambo

Rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, lokasi dimana penembakan atau adu tembak antar 2 ajudannya terjadi. Penembakan mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia.
Rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, lokasi dimana penembakan atau adu tembak antar 2 ajudannya terjadi. Penembakan mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia. (Warta Kota/ Miftahul Munir)

Di hari penembakan Brigadir J terjadi, orang-orang diduga anggota polisi mendatangi rumah dinas Irjen Ferdy Sambo.

Satpam sempat bertanya mengenai peristiwa yang terjadi.

Namun, kata Seno Sukarto, orang-orang yang ada di rumah dinas Ferdy mengatakan tidak terjadi apa-apa.

"Satpam mulai bertanya-tanya kok yang datang itu makin lama makin banyak ke rumah itu."

"Ditanya lah sama satpam, 'ada apa? Nggak ada apa-apa'," ungkapnya, Rabu, masih dikutip dari TribunJakarta.com.

3. Dekoder CCTV diganti

Satu hari setelah insiden penembakan, Sabtu (9/7/2022), dekoder di sekitar rumah dinas Irjen Ferdy Sambo diganti.

Baca juga: Keluarga Brigadir J Klaim Ponsel Diretas, Mahfud MD: Perlu Bukti Siapa yang Melakukannya

Padahal, dekoder CCTV itu tidak mengalami kerusakan.

Penggantian dekoder CCTV itu diketahui Seno Sukarto saat ia bertanya pada satpam yang bertugas di hari kejadian penembakan.

"Maksudnya itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, tapi CCTV alatnya (decoder) yang di pos. Hari Sabtu digantinya," kata Seno, Rabu, dilansir TribunJakarta.com.

"Kalau (CCTV) yang di luar masih aktif. Yang di dalam saya enggak tahu, yang punya rumah."

"Kecuali CCTV yang punya rumah mati, kita yang perbaiki," imbuhnya.

Dekoder CCTV itu, ujar Seno, diganti oleh sejumlah anggota polisi, baik berseragam maupun tidak.

"Iya dari mereka (polisi mengganti decoder), ada yang pakai seragam," tandasnya.

KontraS Soroti Pernyataan Polri soal Luka Brigadir J

Pemakaman Brigadir J (kiri) di kampung halamannya di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Senin (11/7/2022).
Pemakaman Brigadir J (kiri) di kampung halamannya di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Senin (11/7/2022). (TribunJambi.com Aryo Tondang/Dok. Keluarga)

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) menyoroti pernyataan antara Polri dan pihak keluarga terkait luka Brigadir J, yang berbeda.

Hal ini disampaikan Wakil Koordinator KontraS, Rivanlee Anandar, dalam keterangan tertulis pada Kamis (14/7/2022).

Baca juga: Video Momen Tim Inafis Bareskrim Polri Olah TKP di Rumah Kadiv Propam Lokasi Baku Tembak Brigadir J

"Hal ini berlainan dengan keterangan kepolisian yang menyebutkan bahwa terdapat tujuh luka dari lima tembakan," katanya, dikutip dari Kompas.com.

Diberitakan TribunJambi.com, pihak keluarga mengungkapkan ada empat luka tembak di tubuh Brigadir J, yaitu dua di bagian dada, satu di tangan, dan satu di leher.

Tak hanya itu, pihak keluarga juga mengatakan Brigadir J mengalami luka sayatan akibat senjata tajam di mata, hidung, mulut, dan kaki.

Sementara itu, Polri menyebut Brigadir J mendapatkan tujuh luka tembakan, dikutip dari Kompas.tv.

Terkait luka sayatan yang disebutkan keluarga Brigadir J, Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, membantahnya.

Ramadhan mengatakan luka sayatan yang didapat Brigadir J bukan karena senjata tajam, melainkan gesekan proyektil yang ditembakkan Bharada E.

"Bukan (luka sayatan senjata tajam). Kita bukan lihat, tapi penjelasan penyidik soal sayatan adalah karena gesekan proyektil yang ditembakan oleh Bharada E ke Beigadir J," terang Ramadhan dalam konferensi pers, Senin (11/7/2022), dilansir Tribunnews.com.

Selain beda pernyataan Polri dan pihak keluarga Brigadir J, KontraS juga membeberkan kejanggalan dalam kasus penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo ini.

Mulai dari disparitas waktu yang cukup lama hingga keluarga yang sempat tidak diperbolehkan melihat jenazah Brigadir J.

Seperti diketahui, publik baru mengetahui kasus penembakan Brigadir J tiga hari setelah kejadian.

"Terdapat disparitas waktu yang cukup lama, (juga) keluarga sempat dilarang melihat kondisi jenazah," ungkap Anandar.

Lebih lanjut, Anandar juga menyoroti sejumlah hal lainnya.

Yaitu, kronologi yang disampaikan Polri berubah-ubah, CCTV di lokasi kejadian mati saat peristiwa terjadi, tak ada laporan ke ketua RT, hingga keberadaan Irjen Ferdy Sambo yang tidak diketahui secara pasti.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim, TribunJambi.com, Kompas.com/Rahel Narda Chaterine/Singgih Wiryono, Kompas.tv/Baitur Rohman)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved