Rabu, 1 Oktober 2025

Idul Adha 2022 Tanggal Berapa? Pantau Hasil Sidang Isbat Kemenag di Sini

Idul Adha 2022 jatuh tanggal berapa? cek hasil sidang Isbat Kemenag hari ini

Penulis: Daryono
Instagram @kemenag_ri
Idul Adha 2022 tanggal berapa? Cek hasilnya dalam sidang isbat awal Dzulhijjah hari ini, Rabu (29/6/2022). 

Penetapan Hari Raya Idul Adha 2022 ini melalui metode hisab hakiki wujudul hilal yang selama ini menjadi pedoman Muhammadiyah.

Dikutip dari laman resmi Muhammadiyah, berdasar perhitungan Muhammadiyah, 1 Dzulhijjah 1443 jatuh pada pada Kamis, 30 Juni 2022. 

Dengan demikian, Hari Raya Idul Adha 2022 jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Ada kemungkinan beda Hari Raya Idul Adha 2022

Diperkirakan akan ada perbedaan Hari Raya Idul Adha 2022 antara pemerintah dengan Muhammadiyah.

Potensi perbedaan ini diungkap oleh Peneliti astronomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Profesor Thomas Djamaluddin.

Menurut Thomas, perbedaan Hari Raya Idul Adha ini terlihat dari analisis garis tanggal.

"Garis tanggal dibuat dengan menggunakan kriteria yang berlaku di masyakat," kata Thomas dikutip dari Kompas.com, Senin (6/6/2022).

Baca juga: 1 Dzulhijjah 2022 Jatuh pada Tanggal 30 Juni Menurut Muhammadiyah, Pemerintah Tunggu Sidang Isbat

Di Indonesia, dua kriteria utama yang dipakai yaitu kriteria wujudul hilal dan kriteria baru MABIMS.

Thomas menjelaskan, kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah berdasarkan pada kondisi Bulan yang terbenam setelah Matahari.

Petugas falakiyah melakukan ru'yatul hilal  (melihat hilal) untuk menentukan awal bulan ramadan 1443 Hijriah menggunakan teropong di Masjid Al-Musyariin, Basmol, Kembangan, Jakarta Barat, Jum'at (1/4/2022). Dalam pemantauan tim di lokasi tersebut tidak mendapatkan atau tidak tampak hilal. Tribunnews/Jeprima
Petugas falakiyah melakukan ru'yatul hilal (melihat hilal) untuk menentukan awal bulan ramadan 1443 Hijriah menggunakan teropong di Masjid Al-Musyariin, Basmol, Kembangan, Jakarta Barat, Jum'at (1/4/2022). (Tribunnews/JEPRIMA)

Artinya, tidak melihat pada berapapun ketinggian hilal, selama berada di atas ufuk saat Matahari terbenam.

Sementara kriteria baru MABIMS, berdasarkan pada batasan minimal terlihatnya hilal atau visibilitas hilal.

Adapun MABIMS adalah kepanjangan dari Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Kesepakatan baru MABIMS, hilal dinyatakan dengan elongasi (jarak sudut Bulan-Matahari) minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.

"Kriteria baru MABIMS digunakan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan beberapa ormas (organisasi masyarakat) Islam," tutur Thomas.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved