Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia
Mengenal Sosok Buya Syafii Maarif di Mata Para Tokoh, dari Ganjar hingga JK
Mantan Ketua Umum Pimipinan Pusat (PP) Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau Buya Syafii Maarif meninggal dunia.
Namun, pandangan ideologinya tersebut berubah setelah menimba ilmu dari AS.
Baca juga: Buya Syafii Maarif Wafat, Menteri Agama: Indonesia Kehilangan Guru Bangsa
"Buya Syafii dulu sempat mempertanyakan mengapa Indonesia tidak menjadi negara Islam?"
"Tapi kemudian Pak Syafii itu pulang dari Amerika, pikirannya berubah total."
"Perubahan pandangan ideologi tentang agama itu, kemudian saya mengikutinya," lanjut Mahfud.
Pandangan Buya Syafii, kata Mahfud, mulai terbuka hingga pada akhirnya menjunjung tinggi dasar negara Indonesia, Pancasila.

"Dia mengatakan, kita sudah hebat memiliki Pancasila, Pancasila itu luar biasa hebat, suatu negara tidak harus dipaksakan berdiri oleh satu agama," sambung Mahfud.
"Tapi negara harus memiliki poin-poin penting lainnya yang di dalamnya mencangkup kebebasan beragama, hidup damai dan tidak boleh saling melukai."
"Dia mengatakan Islam mengajarkan tolerensi, Islam mengajarkan keterbukaan dan mengajarkan cosmo politalisme, yaitu sebagai warga negara kita harus terbuka dan toleran."
Baca juga: Puan: Tugas Kita Melanjutkan Cita-cita Buya Syafii soal Islam Berkemajuan dan Toleransi
"Dan Pancasila bagi Buya sudah merupakan dasar negara yang paling tepat," kata Mahfud.
Hanya saja, kata Buya Syafii, bangsa Indonesia masih belum mampu menerjemahkan sila kelima Pancasila.
"Tapi pada sila kelima 'keadilan sosial' itu kita belum bisa (menerapkan secara maksimal), sehingga indonesia belum beres karena kita belum bisa menerjemahkan itu," kata Mahfud.
Jusuf Kalla: Guru Besar dan Negarawan yang Miliki Banyak Jasa
Wakil Presiden RI ke 10 dan 12 Jusuf Kalla (JK) mengatakan berpulangngya Buya merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.
Sebab, almarhum semasa hidupnya dikenal sebagai guru bangsa dan negarawan yang memiliki banyak jasa.
“Beliau telah banyak berjasa bagi organisasi Muhammadiyah dan masyarakat Indonesia,"