Kamis, 2 Oktober 2025

Ustaz Abdul Somad Dideportasi Singapura

PA 212 Bakal Gelar Unjuk Rasa di Kedubes Singapura soal Kasus Penolakan Ustaz Abdul Somad

Dia menduga ada informasi inteligen negatif dari Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Singapura terkait dengan informasi pribadi UAS.

Editor: Hasanudin Aco
KOMPAS.com/MAULANA MAHARDHIKA
ILUSTRASI Massa PA 212 di sekitar Kantor Bareskrim Polri, Jumat (6/7/2018). Rencananya PA 212 akan berunjuk rasa di Kedubes Singapura di Jakarta protes penolakan terhadap Ustaz Abdul Somad. 

Foto dan video yang diunggah Ustaz Abdul Somad atau UAS sekitar pukul 22.00 WIB pada Senin (16/5/2022) itu langsung mendapat tanggapan dari netizen.

Alasan UAS Ditolak Singapura

Media Singapura membeberkan alasan  Ustaz Abdul Somad (UAS) ditolak masuk ke Singapura karena mengajarkan sikap ekstrimis.

The Straits Times  menjelaskan bahwa ajaran ekstrimisme yang disuarakan UAS tidak bisa diterima di Singapura.

UAS ditolak masuk ke Singapura karena memiliki sejarah ajaran ekstremis yang tidak bisa diterima di sini.

Media berpengaruh di Singapura itu menulis bahwa Kementerian Dalam Negeri (MHA) pada Selasa (17 Mei)  pendakwah Indonesia Abdul Somad Batubara dan enam rekan perjalanannya ditolak masuk ke Singapura.

Seorang juru bicara MHA mengatakan ketujuh orang tersebut (termasuk UAS) tiba di Terminal Feri Tanah Merah Singapura pada Senin (16/5/2022) dari Batam, Indonesia.

"Somad diwawancarai, setelah itu kelompok tersebut ditolak masuk ke Singapura dan ditempatkan di feri kembali ke Batam pada hari yang sama."

"Somad telah dikenal menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, yang tidak dapat diterima dalam masyarakat multiras dan multi-agama Singapura," begitu media tersebut menuliskannya.

Juga disebutkan kalau Somad di masa lalu telah berkhotbah bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi "martir".

Somad juga disebut membuat komentar yang merendahkan anggota agama lain seperti Kristen dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal "jin (roh/setan) kafir".

Lalu Somad katanya secara terbuka menyebut non-Muslim sebagai kafir atau kafir.

Masuknya pengunjung ke Singapura tidak otomatis atau hak, kata juru bicara MHA.

"Setiap kasus dinilai berdasarkan kemampuannya sendiri. Sementara Somad telah berusaha memasuki Singapura seolah-olah untuk kunjungan sosial, Pemerintah Singapura memandang serius setiap orang yang menganjurkan kekerasan dan/atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi," katanya.

Pendeta Juga Pernah Dilarang

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved