PROFIL Hendropriyono, Kepala Badan Intelijen Negara Pertama yang Saat Ini Tengah Terbaring Sakit
Berikut profil mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M.Hendropriyono, jenderal intel yang saat ini tengah terbaring sakit.
Dalam birokrasi pemerintahan RI, Hendropriyono pernah memangku berbagai jabatan yang berturut-turut.
Yakni ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan Republik Indonesia (1996-1998), Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII.
Selain itu ia juga dipercaya menjadi Menteri Transmigrasi dan PPH dalam Kabinet Reformasi Pembangunan yang kemudian merangkap sebagai Menteri Tenaga Kerja ad-interim.
Karier Intelijen
Pada periode tahun 2001-2004 sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di Kabinet Gotong Royong.
Banyak hal yang ia ciptakan di dunia intelegen, mulai dari penggagas lahirnya Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) di Sentul, Bogor, Dewan Analis Strategis (DAS) Badan Intelijen Negara, Sumpah Intelijen, Mars Intelijen,.
Hendropriyono juga menetapkan hari lahir badan intelijen, mencipta Logo dan Pataka BIN, mempopulerkan bahwa intelijen sebagai "ilmu" dan menggali "filsafat intelijen", serta menggagas berdirinya tugu Soekarno-Hatta di BIN.
Baca juga: Penuhi Permintaan, Ford mulai Produksi Reguler Truk Listrik F-150 Lightning
Sekarang ini Hendropriyono menjadi pengamat terorisme dan intelijen.
Tidak heran jika ia kerap diminta untuk menjadi narasumber oleh media massa dan berbagai lembaga, giat menulis bermacam pemikirannya dalam artikel-artikel di berbagai koran, majalah, radio dan televisi.
Ketika menjadi Kepala BIN, Hendropriyono juga mendirikan Sekolah Tinggi Intelijen Negara di Sentul, Bogor.
Penghargaan
Atas dedikasi kepada negara, Hendropriyono pernah mendapatkan berbagai kehormatan negara RI, dalam wujud bintang dan tanda jasa.
Seperti di antaranya Bintang Mahaputera Indonesia Adipradana, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya-prestasi, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma, Bintang Dharma, Satya Lencana Bhakti untuk luka-luka di medan pertempuran, serta anggota Legiun Veteran Pembela Republik Indonesia (Pembela/E, NPV: 21.157.220).
Ia juga dinobatkan sebagai Man Of The Year oleh Majalah Editor pada tahun 1993.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(Surya.co.id/Putra Dewangga Candra Seta)