Ramadan 2022
Contoh Kultum Ramadan: Hikmah di Balik Nuzulul Quran
Berikut adalah contoh kultum Ramadan berjudul Hikmah di Balik Nuzulul Quran. Simak selengkapnya.
Sedangkan Madinah merupakan fase kedua di mana Al-Qur’an berada dalam proses pembentukan dan penyusunannya lebih lengkap dan sistematis. Pesan kedua adalah dalam hal bacaan ayat-ayat Al-Qur’an.
Norma-norma pembeda teks Al-Qur’an dengan teks-teks lainnya tampak pada segi bagaimana wahyu tersebut sampai kepada Rasul.
Tidak serta merta wahyu tersebut sampai secara sekaligus dan lengkap, melainkan terjadi secara berangsur-angsur (tadaruj).
Alasan diturunkannya Al-Qur’an secara bertahap didasarkan kepada keyakinan Al-Qur’an (teks) ditujukan kepada manusia untuk merespon segala situasi dan kondisi sesuai dengan realitas (konteks).
Argumennya, menjadi suatu hal yang mustahil ayat Al-Qur’an tersebut turun secara bersamaan antara teks dengan konteksnya.
Pesan ketiga adalah dalam hal pemaknaan ayat-ayat Al-Qur’an. Teks-teks suci dalam pemaknaan wahyu ilahi (kalamullah) sampai kepada Rasul berdasarkan tuntutan dan kebutuhan untuk merespon berbagai persoalan yang terjadi sepanjang sejarah.
Sehingga masing-masing teks suci tersebut memiliki ciri dan karakter berdasarkan model pengucapan, huruf dan lafalnya hingga pemaknaannya.
Perbedaan paling mencolok tampak pada lafadz “yaa ayuhannaas” meru-pakan corak ayat Makkiyah, yang mana lafaznya lebih umum (‘amm) dan pendek-pendek karena ayat-ayat tersebut lebih banyak ditujukan kepada seluruh umat manusia.
Sedangkan contoh ayat Madaniyah, lafazh “yaa ayuhalladziina amanu” lebih spesifik (khas) dan panjang-panjang, karena lebih ditujukan khusus bagi orang yang beriman (kaum muslimin).
Selain itu, dalalah ayat-ayat Al-Qur’an yang bercorak ‘amm dan khas tentu menjadi bagian penting sebab turunnya Al-Qur’an.
Sebagai kitab suci yang selalu dijaga kemurniannya tentu semakin banyak menggali isi kandungan Al-Qur’an, maka semakin banyak pula hikmah yang dapat diperoleh. Ia merupakan satu-satunya pedoman hidup (the spirit of life).
Tidak ada kata yang lebih tepat untuk menggambarkan hikmah diturun¬kannya Al-Qur’an adalah ia menjadi kitab suci pembawa petunjuk, pembawa kabar gembira, sumber ilmu pengetahuan, jalan menuju keselamatan bagi manusia di dunia dan akhirat.
Pada bagian akhir, banyak pesan dan hikmah berharga yang bisa diperoleh pembaca selama bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.
Setiap muslim diwajibkan untuk selalu membaca, memahami, dan menggali makna yang terkandung di dalam Al-Qur’an. Seperti sebuah perumpamaan: “berhenti membaca Al-Qur’an, berarti lonceng kematian dan tertutupnya pintu keselamatan”. Wallahu ‘alam bi shawab ….
Kultum tersebut dapat dilihat melalui link ini.
(Tribunnews.com/Widya)