Reshuffle Kabinet
Kata Staf Khusus Mensesneg: Teguran Presiden Jokowi kepada Menteri Tidak Terkait Reshuffle
teguran Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para menterinya tidak ada kaitannya dengan reshuffle atau perombakan kabinet.
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara, Faldo Maldini mengatakakan teguran Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada para menterinya tidak ada kaitannya dengan reshuffle atau perombakan kabinet.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat marah kepada menterinya karena kurang berkomunikasi kepada masyarakat mengenai kondisi yang terjadi saat ini, diantarnya kenaikan harga minyak goreng dan Pertamax.
Dia menjelaskan apa yang disampaikan Presiden merupakan dorongan kepada Menteri agar bekerja lebih baik.
"Semuanya sudah kerja baik, namun tentu ada yang perlu ditingkatkan."
"Presiden Jokowi kan memang pemimpin yang workaholic. Melihat sesuatu yang harus dikerjakan, ya harus selesai. Itu dorongan buat pembantu-pembantu Presiden," ujar Faldo, Kamis (7/4/2022).
Meskipun demikian Faldo tidak heran apabila kemarahan presiden kepada menterinya tersebut dikaitkan dengan reshuffle kabinet.
Karena menurut dia, yang berkaitan dengan menteri pasti selalu dikaitkan dengan perombakan kabinet.
Jangankan teguran Presiden, soal hari saja, selalu dikaitkan dengan perombakan kabinet.
"Kalau dikaitkan dengan reshuffle, jangankan Presiden tegur menteri, soal hari saja orang sudah kait-kaitkan dengan reshuffle. Tiap mau Rabu PON, teman-teman media langsung tanya reshuffle."
"Saya pun kadang tidak paham kapan Rabu PON. Saya tidak punya kalender Jawa," tuturnya.
Soal reshuffle sendiri menurut Faldo hanya Presiden yang tahu apakah akan dilakukan atau tidak. Hanya saja yang pasti menurutnya jajaran kabinet sekarang ini sudah bekerja dengan optimal.
"Meskipun perlu terus evaluasi dan peningkatan. Evaluasi sudah rutin dilakukan. Ada yang sudah baik dibuat lebih baik lagi. Yang lemah diperkuat. Yang lambat dipercepat," jelasnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyentil sejumlah menterinya dalam Sidang Kabinet yang ditayangkan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu, (6/4/2022).
Jokowi menyentil menteri karena kurang komunikasi kepada masyarakat saat terjadi kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng dan kenaikan harga pertamax.
"Tidak ada statement, tidak ada komunikasi, harga minyak goreng sudah 4 bulan, tidak ada penjelasan apa apa, kenapa ini terjadi. yang kedua pertamax, menteri juga tidak memberikan penjelasan apa apa, mengenai ini," kata Jokowi.
Seharusnya para menteri memiliki sense of crisis, dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat mengenai kondisi yang terjadi. Jangan sampai kata Presiden, rakyat menilai pemerintah tidak melakukan apa-apa karena tidak memberikan penjelasan dengan kondisi yang terjadi.
"Jangan sampai kita ini seperti biasanya dan tidak dianggap oleh masyarakat enggak melakukan apa apa. Tidak ada statement, tidak ada komunikasi," katanya.
Presiden mengatakan dalam kondisi yang sulit seperti sekarang ini kebijakan yang diambil harus tepat. Kebijakan yang diambil harus sensitif pada kesulitan-kesulitan rakyat.
"Oleh sebab itu seluruh yang hadir di sini, anggota kabinet menteri, kepala lembaga agar kebijakan yang diambil itu tepat. sikap-sikap kita, kebijakan-kebijakan kita, pernyataan-pernyataan kita harus memiliki sense of crisis. Harus sensitif pada kesulitan-kesulitan rakyat," ucapnya.
Pantauan Tribunnews, para Menteri yang hadir dalam sidang kabinet tampak menuliskan arahan presiden tersebut.
Termasuk Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan yang lainnya.(*)