Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pemerintah Tetap Antisipasi Dampak Konflik Rusia dan Ukraina Terhadap Ekonomi 

konflik Rusia dan Ukraina bisa memberikan dampak besar berupa kenaikan harga secara global pada tiga sektor utama, di antaranya, energi, pertanian

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Eko Sutriyanto
AFP/ARIS MESSINIS
Asap mengepul setelah serangan Rusia di pusat perbelanjaan Retroville dan distrik perumahan Kyiv pada 21 Maret 2022. - Sedikitnya enam orang tewas dalam pemboman semalam di sebuah pusat perbelanjaan di ibukota Ukraina, Kyiv, kata seorang wartawan AFP, dengan tim penyelamat. menyisir puing-puing untuk mencari korban lainnya. (Photo by ARIS MESSINIS / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail 

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Perang antara Rusia dan Ukraina dikhawatirkan akan berdampak pada Indonesia.

Menurut Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Panutan S. Sulendrakusuma konflik antar kedua negara tidak berdampak langsung pada perekonomian Indonesia. Hal ini sejalan dengan minimnya hubungan dagang Indonesia dengan dua negara yang sedang berkonflik tersebut.

 "Relasi perdagangan dan investasi antara Indonesia dengan Rusia dan Ukraina, cukup rendah," katanya di Jakarta, Rabu (23/3/2022).

Dia memaparkan, neraca dagang dengan Rusia relatif kecil sebesar US$239,79 juta dan Investasi langsung senilai US$23,21 juta.

Sementara dengan Ukraina, nilainya minus US$623,89 juta dan total investasi langsung hanya US$1,6 juta 

Meski begitu, Panutan menilai, Indonesia tetap melakukan langkah-langkah antisipasi jika konflik Rusia dan Ukraina berkelanjutan.

Baca juga: WBI Gaungkan Kelestarian Budaya Indonesia

 “Karena dampak yang besar akan terlihat dari biaya yang dikeluarkan dari pemenuhan impor BBM yang 40 persen kebutuhan masih mengandalkan impor,” tutur Panutan 

Panutan menjelaskan, kenaikan harga energi akan berpengaruh pada biaya logistik dan kenaikan harga beberapa komoditas impor seperti gandum, kedelai, jagung dan sapi.

Hal itu tentu saja berpengaruh pada industri makanan, restoran dan pelaku katering. 

“Ini berpotensi menyebabkan kenaikan laju inflasi,” kata Panutan.

Ia berpendapat, konflik Rusia dan Ukraina bisa memberikan dampak besar berupa kenaikan harga secara global pada tiga sektor utama, di antaranya, energi, pertanian dan manufaktur. 

Seperti diketahui, Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia dan memenuhi 11 persen dari kebutuhan minyak global. Namun dari segi konsumsi mereka hanya 4 persen.

Selain itu, Rusia juga produsen gas terbesar dan produsen batu bara ke enam terbesar di dunia.

“Perang akan menyebabkan melambungnya harga minyak dunia, gas dan batu bara. Harga minyak untuk jenis Brent sudah mencapai US$101,68 per barel,” kata Panutan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved