Bursa Capres
Survei Charta Politika: Elektabilitas Ganjar Berpotensi Naik di Jabar, Prabowo Masih Teratas
Hasil survei terbaru Charta Politika menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo ada di peringkat empat di Jawa Barat.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei terbaru Charta Politika menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo ada di peringkat empat di Jawa Barat.
Posisi Ganjar berpeluang naik karena masih banyak responden yang belum menentukan pilihan.
"Rilis Survei Charta Politika Indonesia kali ini mencoba membaca perilaku dan pilihan masyarakat terkait elektabilitas pemilihan Presiden dan Partai Politik," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya dalam rilis hasil surveinya, Kamis (17/3/2022).
Adapun hasil survei Charta Politika terbaru, elektabilitas Ganjar mencapai 13 persen.
Posisi teratas ditempati Prabowo Subianto dengan 24 persen.
Namun hasil survei ini masih memperlihatkan bahwa ada 14,3 persen responden yang belum tahu atau tidak menjawab soal sosok presiden dalam simulasi 10 nama.
Sedangkan di Jawa Timur dan Lampung, survei Charta Politika memperlihatkan Ganjar di posisi teratas.
Sementara di Lampung, Ganjar unggul tipis dari Prabowo. Elektabilitas Ganjar sebesar 27,1 persen dan Prabowo 26,8 persen.
Baca juga: Survei LSI Tunjukkan Elektabilitas Prabowo Subianto Tertinggi di Lampung, Kalahkan Ganjar dan Anies
Di Jawa Timur, perbedaan angka elektabilitas Ganjar dan Prabowo terbilang besar. Ganjar mendapat 24,9 persen. Sedangkan Prabowo hanya 16,4 persen.
Sebagai informasi, survei Charta Politika ini dilakukan di waktu yang berbeda.
Untuk Lampung berlangsung pada 27 Januari sampai 2 Februari 2022, Jawa Barat 3 sampai 9 Februari 2022.
Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka secara langsung.
Metodologi yang digunakan adalah metode acak bertingkat atau multistage random sampling, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Survei di Lampung melibatkan 800 responden dengan margin of error kurang lebih 3,46 persen.
Di Jawa Barat ada 1.200 responden dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen.
Kemudian di Jawa Timur melibatkan 1.210 responden dengan margin of error kurang lebih 2,82 persen.