Konflik Rusia Vs Ukraina
Rusia Diduga Telah Mengerahkan 90 Persen Kekuatannya yang Sempat Ditumpuk di Perbatasan Ukraina
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pun menuliskan cuitan di akun Twitternya berisi permohonan kepada Rusia untuk menghentikan aksinya itu.
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan operasi militer khusus di Ukraina berjalan sesuai rencana, meskipun ada kritik internasional atas penargetan daerah pemukiman padat penduduk.
Seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa lebih dari 90 persen kekuatan tempur yang dibangun Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina sebelum melancarkan invasinya, kini telah dilakukan di dalam Ukraina.
Dikutip dari laman CBS News, Jumat (4/3/2022), para pejabat Ukraina menyampaikan, penembakan Rusia menghantam pembangkit listrik tenaga nuklir pada Kamis malam, memicu kebakaran di pabrik Zaporizhzhia di kota Enerhodar, Ukraina.
Baca juga: Mengenal Pesawat Airbus A330-200 Milik Garuda Indonesia yang Evakuasi WNI dari Ukraina
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pun menuliskan cuitan di akun Twitternya berisi permohonan kepada Rusia untuk menghentikan aksinya itu.
Sebelumnya pada Kamis kemarin, Rusia mengklaim telah menguasai kota besar pertama di Ukraina, Kherson, dan pasukan negara itu juga telah mengepung Mariupol, sedangkan serangan berat terus menargetkan kota Kharkiv dan tepat di luar ibu kota Kiev.
Menurut layanan darurat Ukraina, rudal menghantam lingkungan pemukiman, menewaskan sedikitnya 33 orang di kota utara Chernihiv.
Baca juga: Hampir Seluruh Dunia Mengecam Invasi Rusia tapi Masih Ada Negara yang Mendukung Moskow, Siapa Saja?
"Penggunaan senjata dengan efek area luas di daerah perkotaan yang berpenduduk berisiko secara inheren tidak pandang bulu," kata Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) AS, Michelle Bachelet.
Perlu diketahui, Dewan HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih dari satu juta orang telah meninggalkan Ukraina dalam sepekan sejak invasi dimulai.
Sementara itu, satu juta lainnya mengungsi secara internal.
Setelah putaran kedua pembicaraan damai dilakukan antara negosiator Rusia dan Ukraina di Belarus, kedua belah pihak mengatakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan untuk menciptakan koridor evakuasi sipil yang aman.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden pun meminta Kongres untuk menyetujui penggelontoran 10 miliar dolar AS dalam pendanaan baru untuk bantuan militer dan kemanusiaan di Ukraina, diharapkan pengajuan ini akan disetujui minggu depan.
Selain itu, pemerintah AS juga mengumumkan sanksi baru terhadap oligarki Rusia dan keluarga mereka, termasuk melakukan pelarangan perjalanan ke AS.