Selasa, 7 Oktober 2025

Pemilu 2024

Megawati Taat Konstitusi, Tolak Wacana Penundaan Pemilu 2024 dan Perpanjangan Masa Jabatan Presiden

PDIP dengan tegas menolak wacana penundaan Pemilu 2024 maupun perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tribunnews.com/Chaerul Umam
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri./Foto:Tangkap Layar Youtube 

"Wacana penundaan Pemilu sudah diketahui oleh hampir seluruh warga. Mayoritas menolak usulan ini, baik karena alasan ekonomi, pandemi, atau pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru," kata Direktur
Eksekutif LSI, Djayadi Hanan saat merilis hasil survei, Kamis (3/3).

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan saat Rilis Temuan Survei Nasional: Persepsi Publik Atas Pengelolaan dan Potensi Korupsi Sektor Sumber Daya Alam di kanal Youtube Lembaga Survei Indonesia pada Minggu (8/7/2021).
Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan saat Rilis Temuan Survei Nasional: Persepsi Publik Atas Pengelolaan dan Potensi Korupsi Sektor Sumber Daya Alam di kanal Youtube Lembaga Survei Indonesia pada Minggu (8/7/2021). (Tangkapan Layar: Kanal Youtube Lembaga Survei Indonesia)

LSI membagi tiga kategori alasan wacana perpanjangan masa jabatan dan penundaan Pemilu 2024.

Pertama, yakni karena masalah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

Dari kategori tersebut, sebanyak 70,7 persen responden tidak setuju memperpanjang
masa jabatan presiden karena alasan ini.

Mayoritas responden lebih setuju Jokowi mengakhiri masa jabatannya pada 2024, meski pandemi belum berakhir.

Kemudian, sebanyak 74,3 persen responden juga menolak usulan perpanjangan masa jabatan presiden atau menunda Pemilu 2024 dengan alasan karena harus memulihkan ekonomi yang terpuruk.

Survei LSI juga menunjukkan bahwa sebanyak 75,5 persen responden menolak usulan perpanjangan masa jabatan presiden maupun penundaan Pemilu 2024 karena alasan harus memastikan pembangunan IKN Nusantara di Kalimantan Timur.

"Apapun alasannya, sesuai konstitusi Presiden Jokowi harus mengakhiri masa jabatannya pada tahun 2024, termasuk pada kelompok yang puas atas kinerja Jokowi sebagai presiden," tutur Djayadi.

Baca juga: ASN NTB Diwajibkan Beli Tiket MotoGP Mandalika, PSI: Tak Semua Orang Suka Nonton Balap Motor

Baca juga: Pemerintah Matangkan Skenario Pemindahan ASN ke IKN Baru

Selain LSI, Lembaga Survei Nasional (LSN) juga melakukan survei terhadap usulan penundaan Pemilu 2024 sekaligus perpanjangan masa jabatan presiden.

Hasilnya, sebanyak 68,1 persen atau mayoritas publik tidak setuju terhadap usulan tersebut.

Direktur Eksekutif LSN, Gema Nusantara Bakry mengatakan temuan ini menarik. Sebab, mayoritas responden dengan angka 70,4 persen mengaku puas dengan kinerja Presiden Joko Widodo.

"Meskipun mayoritas publik mengaku puas terhadap kinerja Presiden Jokowi, tetapi mayoritas publik, 68,1 persen tidak setuju terhadap usulan penundaan Pemilu 2024 sekaligus memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi," kata Gema dalam paparannya, Kamis (3/3).

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina, Muhammadiyah Minta Masyarakat Tak Terpengaruh Propaganda Kedua Pihak

Selain itu, survei itu juga mengungkap sebanyak 20,5 persen responden menyetujui Pemilu 2024 ditunda dan masa jabatan Presiden Joko Widodo diperpanjang sementara 11,4 persen lainnya menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Gema juga membeberkan, sebanyak 26,8 persen responden mengaku tidak atau kurang puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi.

Sementara, 2,8 persen lainnya tidak tahu atau tidak menjawab. Tak hanya itu, 42,3 persen responden menyatakan kondisi ekonomi nasional selama masa pemerintahan periode kedua Presiden Jokowi sama
saja dengan periode pertama, 34,6 persen menilai semakin baik, dan 23,1 persen menilai semakin buruk.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved