Senin, 6 Oktober 2025

Cerita Kenangan Indah Adian Napitupulu dengan Almarhum Ayahnya

Terkenal keras dan idealis dalam setiap pendapat yang diungkapkan, sosok Adian Yunus Yusak Napitupulu ternyata dekat dengan sang ayah.

Editor: Wahyu Aji
Tangkap layar akun YouTube TribunBogor
Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu saat talkshow di studio TribunnewsBogor.com. 

"Ya itu juga kenang-kenangan, itukan menarik buat saya walaupun tidak banyak. Di usia 11 tahun berapa banyak sih saya memilki kenangan sama bapak," kata dia.

Pernah Tidak Naik Kelas

'Masa depan orang siapa yang tahu' mungkin kalimat itu menjadi bisa mewakili kisah perjalanan hidup Adian Napitupulu.

Siapa sangka, lelaki yang kini duduk di kursi DPR RI itu memiliki perjalanan hidup yang cukup unik.

Rupanya, Adian Napitupulu pernah empat kali berpindah-pindah sekolah saat masih duduk di bangku SMA.

Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu saat talkshow distudio TribunnewsBogor.com yang ditayangkan di Channel Youtube Tribunews Bogor.
Anggota Komisi VII DPR RI, Adian Napitupulu saat talkshow distudio TribunnewsBogor.com yang ditayangkan di Channel Youtube Tribunews Bogor. (Dok. Tribun Bogor))

Bahkan, politisi PDI Perjuangan itu mengaku sempat minder ketika kumpul bareng bersama keluarga saat momen hari raya.

Sebab, saat itu keluarganya yang lain kerap bercerita tentang prestasi anak mereka kepada orangtua Adian Napitupulu.

"Oh si ini sudah begini lho, si ini dapet juara. Ya tertekan juga sih, lebih baik menghidari pertemuan-pertemuan keluarga seperti itu," ujarnya saat menceritakan kenangan perjalanan hidupnya saat masih remaja di studio TribunnewsBogor.com di Jalan Pemuda no.46, Kota Bogor belum lama ini.

Sebab, menurut pria kelahiaran 9 Januari 1971 itu, saat itu prestasinya di sekolah tak begitu memuaskan.

Baca juga: Sungai Cikaniki Bogor Diduga Tercemar, Adian Napitupulu Minta Pemerintah Turun Tangan

Bahkan, ia sampai empat kali berpindah-pindah sekolah ketika masih SMA karena kenakalannya saat masih remaja.

"Pernah tidak naik kelas, empat kali pindah SMA kerena dikeluarin terus," kata dia.

Menurutnya, perjalanan hidupnya sebagai syarat kegagalan sudah terpenuhi.

"Banyak orang sekarang menghakimi masa depan anaknya sendiri, karena perbuatan perilaku anaknya tidak naik kelas, diberhentikan lalu dalam omongan keluarga dia dihakimi seolah-oleh tidak punya masa depan, semangatnya dimatikan," kata dia.

Menurutnya, cara berfikir seperti itu salah lantaran masa depan seseorang tidak ada yang tahu.

"Hidup itu misterius nggak ada orang yang tahu tentang arah hidup setiap manusia itu bagaimana. Dia pernah punya masa lalu yang buruk tapi kemudian dia punya masa depan yang baik tidak ada yang bisa menjadi hakim buat masa depan seseorang," kata dia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved