Indonesia Soroti Lambatnya Implementasi Perjanjian Koridor Perjalanan ASEAN
Indonesia menyoroti lambatnya implementasi Perjanjian Koridor Perjalanan ASEAN atau ASEAN Travel Corridor Agreement (ATCAF)
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia menyoroti lambatnya implementasi Perjanjian Koridor Perjalanan ASEAN atau ASEAN Travel Corridor Agreement (ATCAF) untuk percepatan pemulihan ekonomi di kawasan.
Isu ini disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi pada pertemuan Retreat para Menlu ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, Kamis (17/2/2022).
Retno mengatakan Indonesia mendorong percepatan implementasi ACTAF tersebut, baik melalui kesepakatan bilateral maupun pembukaan menyeluruh perbatasan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Hal ini juga disepakati Menteri Luar Negeri ASEAN yang hadir pada pertemuan itu.
“Pembicaraan mengenai ACTAF tadi, semua Menteri Luar Negeri ASEAN sepakat mengenai pentingnya implementasi ATCAF ini,” kata Menlu dalam konferensi pers.
Baca juga: Telepon Menlu Rusia dan Ukraina, Retno Marsudi Tegaskan Posisi Indonesia
ATCAF merupakan salah hasil yang dibahas pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 38 dan 39 ASEAN Oktober tahun lalu.
Selain ACTAF, Indonesia juga menggarisbawahi pentingnya implementasi penuh berbagai mekanisme arsitektur kesehatan regional yang terbentuk dalam 2 tahun terakhir sebagai antisipasi pandemi mendatang.
Baca juga: Menlu RI: ASEAN Harapkan 5PCs Myanmar Ada Kemajuan di Bawah Keketuaan Kamboja
Salah satu yang penting di antaranya adalah pembentukan buffer inventory untuk alat kesehatan dan mekanisme distribusinya serta sistem peringatan dini kawasan.
“Penguatan arsitektur kesehatan kawasan akan menjadi building block bagi penguatan arsitektur kesehatan global yang menjadi salah satu prioritas Presidensi G-20 Indonesia,” kata Retno.