Dihadiri Erick Thohir, Kardinal Suharyo Lantik Pengurus PP Pemuda Katolik 2021-2024
Kardinal Ignatius Suharyo melantik 59 kader dari perwakilan daerah di seluruh Indonesia sebagai Pengurus Pusat Pemuda Katolik periode 2021-2024.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kardinal Ignatius Suharyo sekaligus Ketua Konferensi Waligereja Indonesia melantik 59 kader dari perwakilan daerah di seluruh Indonesia sebagai Pengurus Pusat Pemuda Katolik periode 2021-2024.
Mengambil tema Akselerasi Gerakan Pemuda Katolik Memasuki Tahun Toleransi dan Tantangan Pemulihan Ekonomi Nasional, pelantikan turut dihadiri Menteri BUMN Erick Thohir.
Hadir pula tokoh nasional Maruarar Sirait, Ekonom Rizal Ramli, Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Niam Sholeh dan Plt Dirjen Bimas Katolik Albertus Magnus Adiyarto Sumardjono.
Baca juga: Kemenag Ajak Pemuda Katolik jadi Garda Terdepan Moderasi Beragama
Ketua Panitia Melkianus Da Costa Pirez mengatakan, tema ini sejalan dengan program pemerintah pusat yang mencanangkan tahun 2022 sebagai Tahun Toleransi.
Dimana, Pemerintah ingin menjadikan Indonesia sebagai barometer kehidupan yang rukun dan harmonis di dunia.
“Maka itu ada program moderasi beragama sebuah proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil dan seimbang terhindar dari perilaku ekstrem atau sikap berlebihan,” ucap Pirez dalam keterangannya, Selasa (11/1/2022).
Selanjutnya, kata Pirez, selain usaha untuk mendorong para penganut beragama untuk mengambil “jalan tengah” agar tidak ekstrem, menurutnya Pemuda Katolik juga harus terlibat dalam pemulihan ekonomi nasional.
Baca juga: Diberhentikan dari Dirjen Bimas Katolik, Yohanes Bayu Mengaku Ikhlas dan Tak Ajukan Gugatan ke PTUN
Badai Covid-19 memberi Pemuda Katolik kesempatan untuk reset and reshape perjalanan organisasi di tengah dinamika bangsa khususnya di masa pandemi ini.
“Pemuda Katolik ingin, bersama-sama anak bangsa lain recover together khususnya di bidang ekonomi baik itu produktivitas, peningkatan ketahanan, dan memastikan stabilitas ekonomi,” ucap Pirez.
Sementara, Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma dalam pesannya mengatakan secara institusional, Pemuda Katolik adalah organisasi kemasyarakatan (Ormas) yang memiliki kader dari berbagai latar dan kalangan etnis yang tersebar di semua wilayah NKRI dari tingkat Pusat hingga ke lingkup desa.
Pemuda Katolik dalam gerakan organisasinya bernapaskan doktrin dan ajaran Gereja Katolik, tetapi secara praktek, tetap bergerak dalam rel ideologi Pancasila dan konstitusi negara.
"Berkaca dari semangat ini, kedepannya para kader Pemuda Katolik harus menjadi kader-kader Katolik intelektual yang berpikir dan bertindak inklusif sebagai konsekuensi logis dari kiprah dan tanggung jawab kelompok awam," ucap Stefanus
Baca juga: Anies Baswedan Serahkan IMB Gereja Katolik Damai Kristus di Tambora
Terlebih harus disadari penuh bahwa Katolik adalah bagian dari struktur kebangsaan yang ada di Indonesia.
Menurut Gusma, sebagai anak bangsa, Pemuda Katolik berkomitmen untuk terlibat dalam merancang dan menjalankan program-program internal organisasi dan mendukung program-program pemerintah, khususnya yang tercantum dalam Prolegnas Prioritas Pemerintah tahun 2022.
Gusma menyebutkan, ada beberapa point-point akselerasi yang menjadi konsen utama dari Pemuda Katolik, di antaranya:
Pertama, Tahun Toleransi- diharapkan Pemuda Katolik berani memperkuat muatan moderasi beragama dengan memajukan kehidupan umat beragama yang diwujudkan dalam sikap hidup amanah, adil, serta menebarkan keadilan dan kasih sayang.
Menjunjung tinggi keadaban mulia dengan menjadikan pokok ajaran agama sebagai pandangan hidup dengan tetap berpijak pada jati diri bangsa.
Selanjutnya menghormati harkat dan martabat manusia dengan mengutamakan sikap memanusiakan manusia.
Baca juga: Wakil Menteri Agama Ajak Pemuda Kristen Indonesia Perkuat Toleransi
Kedua, mendukung Penyatuan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Elemen-elemen OKP, sebagai garda terdepan bangsa, perlu bersatu mengawal NKRI.
Ketiga, Pemilu Serentak. Pemuda Katolik selain menjadi wadah pengkaderan harus mampu bertransformasi menjadi perahu konsolidasi kader Katolik melalui dua gerakan strategis yakni, pembangunan dan penguatan etalase politik Katolik dan etalase politik konsolidasi.
Keempat, Isu Papua. Untuk mendorong akselerasi organisasi, struktur resmi organiasi akan didorong dengan metode kerja yang lebih terukur dalam beberapa unit kerja. Salah satu unit kerjanya adalah Gugus Tugas Isu Kebangsaan, HAM dan Papua.
Gerakan pemberdayaan generasi muda Papua perlu digenjot sebagai upaya bersama penguatan kapasitas orang muda di Papua selaku lokomotif perbaikan persepsi, baik terhadap maupun dari masyarakat Papua, sebagai bagian dari komunitas Nusantara.
Baca juga: Pasca-OTT Pepen, Tri Adhianto Jadi Plt Wali Kota Bekasi, Dapat Gelar Kanjeng, Intip Total Hartanya
Kelima, Pemerintah dan DPR telah menyepakati Prolegnas RUU perubahan Ketiga Tahun 2020-2024 sebanyak 40 RUU.
Pemuda Katolik memastikan diri mendukung setiap kebijakan pemerintah untuk mengawal RUU prioritas yang diusulkan pemerintah seperti RUU Tindak Pidana Kekerasan Seksual dan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga.
Keenam, program internal yaitu Distribusi kader. Potensi kader yang tersebar dan belum terkonsolidasi sebagai satu kesatuan untuk bergerak secara kolektif. Maka target paling utama adalah adanya database kader sesuai potensi dan kompetensi.
Hadir pula dalam acara itu, Komisi Disabilitas Kikin Tarigan, anggota Bawaslu RI Fritz Edward Siregar, Anggota Dewan Rakyat RI, Ketua Ormas dari ISKA, WKRI, PMKRI, dan lainnya.