Selasa, 7 Oktober 2025

Pro Kontra Baliho Puan Maharani Muncul di Sepanjang Jalan Pengungsian Bencana Semeru

Baliho Puan Maharani di lokasi bencana erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tuai sorotan publik.

dok. DPR RI
Ketua DPR RI Puan Maharani - Pro dan Kontra Tanggapan Sejumlah Tokoh Soal Baliho Puan Maharani Muncul di Sepanjang Jalan Pengungsian Bencana Semeru 

Dia mengklaim, pemasangan baliho hanya dilakukan di Kecamatan Pronojiwo.

Tulisan Baliho Bermaksud Baik

Ketua Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) Utut Adianto angkat bicara soal baliho Puan Maharani yang bertebaran di sepanjang lokasi pengungsian bencana Gunung Semeru.

Baca juga: Viral Video Perempuan Hujan-hujanan Bareng Bocah, hingga Disebut sebagai Ketua Rombongan

Utut menyebut pemasangan baliho tersebut dilakukan secara spontanitas karena Puan Maharani hadir meninjau lokasi pengungsian.

"Kalau itu kan mungkin ada spontanitas dari teman-teman Ibu Puan hadir."

"Itu entah kader orang yang dekat atau relawan," kata Utut dikutip Tribunnews.com, Rabu (22/12/2021). 

Wasekjen DPP PDIP itu menilai, keberadaan baliho Puan harus dilihat maksud dan tujuannya. 

Utut menyebut bahwa maksud dan tujuan pemasangan baliho itu baik. 

"Kalau maksudnya pasti baik. Kalau ada yang tidak berkenan mohon dilihat maksudnya," ujar Utut.

Dinilai Kurang Etis

Berbeda dengan Utut, Pengamat Psikologi Politik dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), M Abdul Hakim, menyebut pemasangan baliho Puan Maharani kurang tepat.

Baca juga: Soal Pasang Baliho, PAN: Masyarakat Lagi Susah Mending Bantu Atasi Covid-19

Menurutnya, meski tulisan dinilai baik, namun ini justru dapat membuat kegagalan komunikasi politik.

"Pemasangan spanduk Puan di desa terdampak (erupsi Semeru) mungkin ingin memberi pesan bahwa sosoknya hadir di tengah orang-orang yang terdampak."

"Ia peduli dengan kondisi para penyintas."

"(Namun) pemasangan baliho dengan nuansa kampanye justru akan ditangkap sebagai komunikasi yang tidak empatik dengan kondisi penyintas."

"Tentu saja hal itu kurang etis mengingat kesulitan dan penderitaan yang dialami penyintas," ungkap Abdul Hakim kepada Tribunnews.com, Selasa (21/12/2021).

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Chaerul Umam/Wahyu Gilang Putranto)(Kompas.com/Andi Hartik)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved