Sabtu, 4 Oktober 2025

PROFIL Johan Budi, Eks Jubir Presiden yang Temui Jokowi di Istana, Bantah Ditawari Kursi Wamen

Berikut profil Johan Budi, eks jubir presiden yang temui Jokowi di Istana, bantah ditawari kursi Wakil Menteri.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Miftah
KOMPAS IMAGES
Presiden Jokowi dan eks juru bicara Istana Johan Budi. 

TRIBUNNEWS.COM - Sosok mantan Juru Bicara Presiden sekaligus Anggota Komisi III DPR RI, Johan Budi menjadi sorotan akhir-akhir ini.

Johan Budi menjadi sorotan setelah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (1/12/2021).

Politikus PDIP ini mengungkapkan, pertemuannya dengan Presiden Jokowi berlangsung secara empat mata.

"Saya hanya dengan Pak Presiden," kata Johan Budi saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (1/12/2021), dilansir Tribunnews.com.

Saat ditanya perihal pertemuannya untuk membicarakan posisi Juru Bicara Presiden yang kosong, Johan Budi membantahnya.

Ia mengatakan jika kehadirannya hanya bersilaturahmi dan berdiskusi terkait tugasnya di DPR kepada Presiden Jokowi.

Baca juga: Jokowi dan Johan Budi Bertemu Empat Mata, Ini yang Dibahas

"Enggak enggak enggak, tadi nggak ngomongin. Sekali lagi enggak ngomongin soal Jubir, enggak ngomongin soal yang berkaitan sama hal-hal yang menyangkut Jubir," ucap Johan Budi.

"Tadi saya silaturahmi dan ingin menyampaikan apa yang terjadi di masyarakat, langsung kepada Pak Presiden. Disela-sela itu juga ada guyon, nanya kabar kan biasa," tambahnya.

Tak hanya itu, anggota fraksi PDI Perjuangan ini juga menampik jika pertemuannya dengan Presiden Jokowi berkaitan dengan penugasan baru yakni menjadi wakil menteri.

Ia mengatakan, dirinya hanya sekedar menyampaikan kondisi masyarakat saat ini kepada Jokowi.

Lantas, seperti apa profil dan sepak terjang dari Johan Budi?

Berikut profil Johan Budi, sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari Kompas.com:

1. Biodata Johan Budi

Johan Budi lahir di Mojokerto, 29 Januari 1966.

Pria bernama lengkap Johan Budi Sapto Pribowo ini menghabiskan masa kecil dan bersekolah di Mojokerto.

Kemudian, ia kuliah di jurusan Gas Petrokimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI).

Johan Budi menikah dengan Siska Amelia dan dikaruniai dua anak.

2. Perjalanan Karier

Anggota komisi II DPR RI, Johan Budi di sebuah Cafe Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2020).
Anggota komisi II DPR RI, Johan Budi di sebuah Cafe Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2020). (Lusius Genik)

Sebelum dikenal sebagai juru bicara lembaga anti-rasuah, Johan Budi memulai kariernya sebagai peneliti dan wartawan.

Dikutip dari Kompas.com, Johan Budi pernah menjadi kolumnis Harian Media Indonesia dari 1994 hingga1999.

Ia juga menyambi sebagai reporter dan editor Majalah Forum Keadilan pada 1995–2000.

Setelah itu, Johan Budi bergelut di Majalah Tempo sebagai editor desk Politik selama setahun, dari 2000 ke 2001.

Di Majalah Tempo, ia menduduki posisi lainnya menjadi Kepala Biro Jakarta dan Luar Negeri, editor desk Nasional, dan editor desk Investigasi.

Johan juga sempat menjadi dosen di Fakultas Komunikasi Massa Universitas Indonusa Esa Unggul pada 2004–2005 sebelum akhirnya ditarik jadi juru bicara KPK pada 2006.

Ia menjadi juru bicara lembaga antirasuah itu selama delapan tahun dan kerap kali bicara di media mengenai kasus yang menjerat para koruptor.

Pada 2014, Johan diangkat sebagai Deputi Pencegahan KPK.

Tahun berikutnya, Johan Budi menjadi dijadikan Pelaksana Tugas Pimpinan KPK bersama dua pelaksana tugas lain, yaitu mantan Ketua KPK Taufiequrachman Ruki dan akademisi Universitas Indonesia, Indriyanto Seno Adji.

Terpilihnya tiga pimpinan sementara KPK itu seiring dengan pemberhentian sementara Ketua KPK Abraham Samad dan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto oleh Jokowi.

3. Jadi Jubir Istana

Plt Komisioner KPK Johan Budi SP (kanan) dan Indriyanto Seno Adji (kiri) bersiap dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/2/2015).
Plt Komisioner KPK Johan Budi SP (kanan) dan Indriyanto Seno Adji (kiri) bersiap dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/2/2015). (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Setelah 10 tahun berada di KPK, Johan Budi memutuskan untuk mundur pada 22 Desember 2015.

Setelah mengundurkan diri, ke mana langkah Johan Budi selanjutnya sempat menjadi teka-teki dan pertanyaan banyak kalangan.

Tak lama, terdengar desas-desus, Johan Budi akan ditunjuk menjadi juru bicara Kepresidenan.

Betul saja, pada 12 Januari 2016, Jokowi menunjuk Johan Budi sebagai Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi alias jubir Istana.

Penunjukan itu diumumkan Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.

Jokowi menilai, Johan berpengalaman dan mampu mengomunikasikan program Presiden dan pemerintah kepada rakyat.

Selain mengomunikasikan program Presiden dan pemerintah, Johan juga bertanggung jawab menjadi koordinator humas semua kementerian.

Secara pribadi, Jokowi menilai Johan Budi sebagai figur yang bersih

"Saya senang semakin banyak orang baik di lingkungan Istana yang membantu saya," kata Jokowi saat itu, dikutip dari Kompas.com

4. Jadi anggota DPR RI

Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Sapto Pribowo
Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Johan Budi Sapto Pribowo (Tribunnews.com/ Imanuel Nicolas Manafe)

Setelah tiga tahun menjadi jubir Istana, Johan Budi memilih banting setir dan terjun ke dunia politik.

Ia ikut maju sebagai calon anggota DPR periode 2014-2019 dari PDI Perjuangan dan ikut dalam Pileg 2019.

Johan terdaftar dari daerah pemilihan Jawa Timur VII meliputi Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten Trenggalek.

Hasilnya, Johan Budi meraup suara 76.395 dalam Pileg 2019 dan sukses membawanya ke Senayan.

Di DPR RI, Johan Budi ditempatkan di Komisi II dengan lingkup tugas di bidang dalam negeri, sekretariat negara, dan pemilu.

Namun, kini ia dipindah ke Komisi III dengan lingkup tugas di bidang hukum, hak asasi manusia, dan keamanan.

Johan Budi dirotasi jelang uji Kapolri yang akan digelar pada Rabu (20/1/2021).

Terkait perpindahannya dari komisi II ke komisi III, Johan Budi tidak mempersoalkan.

"Bagi saya, semua Komisi yang ada di DPR adalah sama saja pentingnya," ujar Johan saat dihubungi, Jakarta, Selasa (19/1/2021).

"Yang penting adalah saya bisa amanah dalam menjalankan tugas dan bisa bermanfaat bagi rakyat," sambung Johan.

Johan menjelaskan, informasi rotasi penugasan dari Pimpinan Fraksi PDIP diketahuinya pada Senin (18/1/2021) sore.

Menurutnya, tidak ada pesan secara spesifik dari pimpinan Fraksi PDIP kepadanya dalam mengemban tugas sebagai anggota Komisi III DPR.

"Tidak ada penugasan spesifik. Kalau alasan detailnya ditanya kepada Ketua Fraksi atau Sekretaris Fraksi PDIP," katanya.

5. Daftar harta kekayaan

Sementara itu, dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelanggara Negara (LHKPN), Johan Budi memiliki harta kekayaan senilai Rp 6.684.966.000.

Hal ini berdasar LHKPN yang diserahkan Johan Budi saat masih menjadi caleg pada Pilpres 2019.

Dari daftar itu, aset berupa tanah dan bangunan menyumbang sebagian besar harta kekayaan Johan Budi.

Tercatat, Johan Budi memiliki lima bidang tanah dan bangunan dengan nilai Rp 3.650.000.000.

Ia juga memilik empat unit kendaraan dengan nilai Rp 865 juta dan harta bergerak lainnya Rp 42,4 juta.

Aset lain yang dipunyai Johan Budi adalah kas dan setara kas yang mencapai Rp 2.127.566.000.

Selengkapnya, berikut daftar kekayaan yang dimiliki Johan Budi dikutip dari elhkpn.kpk.go.id:

A. TANAH DAN BANGUNAN Rp 3.650.000.000

1. Tanah dan Bangunan Seluas 105 m2/90 m2 di KOTA TANGERANG SELATAN, HASIL SENDIRI Rp 600.000.000

2. Tanah dan Bangunan Seluas 105 m2/140 m2 di KOTA TANGERANG SELATAN, HASIL SENDIRI Rp 800.000.000

3. Tanah dan Bangunan Seluas 171 m2/54 m2 di JOMBANG, HASIL SENDIRI Rp 450.000.000

4. Tanah dan Bangunan Seluas 40 m2/40 m2 di MALANG, HASIL SENDIRI Rp 500.000.000

5. Tanah dan Bangunan Seluas 180 m2/120 m2 di KOTA DEPOK, HASIL SENDIRI Rp 1.300.000.000

B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp 865.000.000

1. MOTOR, VESPA 150 ABS A/T Tahun 2018, HASIL SENDIRI Rp 45.000.000

2. MOBIL, NISSAN X TRAIL 2,5 A/T Tahun 2016, HASIL SENDIRI Rp 280.000.000

3. MOBIL, NISSAN X TRAIL 2,5 ZWO Tahun 2009, HASIL SENDIRI Rp 100.000.000

4. MOBIL, TOYOTA KIJANG INNOVA Tahun 2019, HASIL SENDIRI Rp 440.000.000

C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp 42.400.000

D. SURAT BERHARGA Rp ----

E. KAS DAN SETARA KAS Rp 2.127.566.000

F. HARTA LAINNYA Rp ----

Sub Total Rp 6.684.966.000

HUTANG Rp ----

TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp 6.684.966.000

(Tribunnews.com/Maliana/Sri Juliati/Fransiskus Adhiyuda, Kompas.com)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved