Romo Benny Susetyo: Hari Santri Nasional Momen Refleksi Santri Sebagai Agen Pembawa Damai
Santri dan ulama memiliki peran penting dan menunjukkan wajah Islam yang arif ketika dengan legowo sebagai kaum mayoritas dalam Bangsa
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Romo Benny Susetyo mengatakan, bahwa Santri sebagai elemen penting dalam keberlangsungan Negara Indonesia harus dapat menjadi agen agen pendamai yang menjaga keutuhan Bangsa.
Hal itu disampaikan Benny dalam webinar Pesantren Bhineka Tunggal Ika yang menyasar beberapa organisasi Pemuda Islam dalam merayaan hari Santri Nasional, Jumat (22/10/2021).
Benny menyatakan bahwa sejak proses Kemerdekaan Indonesia, santri dan ulama memiliki peran penting dan menunjukkan wajah Islam yang arif ketika dengan legowo sebagai kaum mayoritas dalam Bangsa yang baru akan terbentuk itu.
Bahkan, rela menghilangkan 7 kata yang tercantum dalam sila pertama Pancasila Versi Piagam Jakarta yaitu 'menjalankan syariat Islam Bagi pemeluk pemeluknya'.
"Hal ini membuktikan kaum Santri dalam segala keutamaannya rela menghilangkan ego sektoral dan mengedepankan dan menjunjung tinggi keberagaman yang menjadi keniscayaan bagi Negara yang baru terbentuk ini," kata Benny.
Baca juga: Nadiem Makarim: Santri Indonesia Luar Biasa, Tak Kalah Berprestasi dari Murid Lainnya
Di zaman yang sudah berkembang jauh ini tentunya bangsa Indonesia masih akan terus membutuhkan kearifan dan kontribusi kaum Santri dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Ini.
Di zaman canggih era digital sekarang ini tantangan bagi persatuan dan kesatuan makin banyak dan kompleks. Era Digital yang mengedepankan ego narsistis sektoral ini diperparah dengan adanya andemi yang membuat sistem yang lama dan telah stabil runtuh hingga media diisi dengan berkembangnya ekslusvisme dan radikalisme.
Bahkan, menawarkan jawaban terhadap seluruh problem masyarakat, bahwa kebenaran dan kemenangan hanya bisa dimiliki dengan mengutamakan kelompok dan golongannya sendiri dan meminggirkan pihak lain.
"Eksklusifitas berbasis agama, suku dan latar belakang politik ini tentunya sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan negara ini, karenanya Santri dan Ulama sebagai pihak yang dianggap utama oleh masyarakat, harus dapat menjadi agen agen pendamai yang menuntun dan menjaga bangsa ini menjauhi Ide-ide perpecahan dan kekerasan," papar Benny.
Ia juga menyebut, Santri dan Ulama sebagai jangkar perdamaian Indonesia harus memiliki political will untuk memenuhi ruang publik dan digital dengan konten-konten positif yang berdasar nilai nilai luhur kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila.
Baca juga: Makna dan Nilai Kebersamaan dalam Perumusan Pancasila bagi Kehidupan Masyarakat Indonesia
Nilai nilai luhur yang juga mencakup nilai ketuhanan ini harus dapat dirasakan kehadirannya oleh bangsa Indonesia melalui lara santri yang senantiasa dapat menggaungkan bahwa mencintai Tuhan berarti mencintai sesama ciptaannya.
Serta memberikan teladan mengenai bagaimana merawat dan memelihara keberagaman yang sesungguhnya merupakan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa.
"Para Santri juga perlu menyadari bahwa moderasi beragama adalah hal yang sangat penting, moderasi bukan bermaksud untuk mencampur adukkan ajaran agama, namun menjaga agar walaupun ada perbedaan diantara masing masing pemeluk agama," papar Benny.
Benny juga menyatakan bahwa di era yang dikuasai oleh Industri kematian dengan berita bohong, hoaks dan ujaran kebencian menjadi sajian utama.