Minggu, 5 Oktober 2025

Gerwani dan Stigma Negatif Organisasi Perempuan Indonesia, Sering Dihubungkan dengan G30S 1965

Sejarah Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia), stigma negatif Gerwani yang sering dihubungkan dengan pemberontakan G30S 1965, para Gerwani menjadi tapol.

Editor: Daryono
Wikimedia Commons
Peresmian organisasi Gerwani, 25 Januari 1954 - Gerwani dan Stigma Negatif Organisasi Perempuan di Indonesia, Sering Dihubungkan dengan G30S 1965. 

Relief tersebut dibuat oleh rezim orde baru yang mempropagandakan Gerwani sebagai perempuan anggota PKI dan terlibat G30S tanpa bukti nyata, dalam buku Dalih Pembunuhan Massal oleh John Roosa.

Gerwani dianggap oleh Orde Baru sebagai noda satu organisasi yang terlibat dalam peristiwa Gerakan 30 September.

Dalam film Pengkhianatan Gerakan 30 September/PKI karya Arifin C Noer digambarkan penyiksaan para Jendral yang ditangkap sebelum mereka dibunuh di Lubang Buaya.

Akhirnya, organisasi G30S dilarang bersama dengan sebagian besar kelompok bertujuan kiri yang lain, masih dikutip dari unkris.ac.id.

Tentara pada masa itu menuduh anggota Gerwani telah membantu membunuh para Jenderal.

Mereka difitnah telah menari telanjang, dan melakukan penyiksaan terhadap tawanan mereka, serta difitnah terlibat dalam kelakuan amoral sejenis lainnya.

Setelah Soeharto menjadi presiden, Gerwani dilarang keberadaannya.

Ribuan anggota Gerwani diperkosa atau dibunuh sebagai bagian dari pembersihan anti-komunis.

Konotasi rendah mengenai Gerwani telah dikampanyekan dan meracuni pola pikir masyarakat.

Propaganda saat itu santer digencarkan, terutama melalui media massa.

Baca juga: KRONOLOGI Tragedi Pemberontakan G30S 1965, Upaya Penumpasan G30S, hingga Fakta Sejarah

Organisasi feminis seperti Kalyanamitra dan Solidaritas Perempuan yang muncul pada tahun 1980-an dianggap membangun Gerwani baru.

Mereka mendapat kecaman dari masyarakat maupun aparat.

Setelah jatuhnya masa Soeharto, Gerwani mulai bisa mematahkan fitnah yang telah beredar pada masa orde baru.

Sejarah Gerwani mulai didiskusikan dalam konferensi Perempuan Indonesia di Yogyakarta pada Desember 1998.

Para anggota Federasi organisasi perempuan Kowani dan anggota organisasi perempuan lain yang hadir saat itu terkejut mengetahui fakta yang terjadi sebenarnya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved