Senin, 6 Oktober 2025

Bursa Capres

Airlangga Dinilai Cocok Duet dengan Ganjar di Pilpres, Pengamat: Mereka Punya Modal Sosial Politik

Keduanya dinilai saling melengkapi dan berpotensi menang pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Istimewa
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dalam acara haul Ki Ageng Gribig di Jatinom, Klaten, Jumat (24/9/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketum Golkar Airlangga Hartarto dan Politikus PDIP Ganjar Pranowo didorong maju dalam Pemilu 2024.

Keduanya dinilai saling melengkapi dan berpotensi menang pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

"Duet Airlangga-Ganjar untuk pilpres cukup realistis karena implikasi dari kedekatan Jokowi dan Ganjar serta dominasi pengaruh elit Golkar seperti Luhut dan Airlangga pada Kabinet Jokowi saat ini," ujar Herry Mendrofa, Direktur Eksekutif CISA kepada Tribunnews.com (30/9/2021).

Menurut Herry, baik Airlangga maupun Ganjar punya pengalaman di legislatif dan eksekutif. Hal ini merupakan modal sosial-politik bagi keduanya.

"Pasangan ini akan terwujud jika Ganjar tetap memiliki konsistensi tren elektoral yang baik serta tidak diberikan kesempatan oleh PDIP. Selain itu perlu juga upaya mengkapitalisasi elektabilitas Airlangga."

Baca juga: Nasdem Tak Mau Ikut-ikutan Pasang Baliho Capres: Saat Ini Waktunya Perangi Pandemi Covid

"Tantangan kedua pasangan ini adalah berasal dari basis elektoral yang justru memiliki kemiripan yakni spektrum nasionalis sedangkan ada spektrum politik lainnya yang cukup besar dan belum terlihat mampu dielaborasi oleh keduanya yakni pemilih tradisional dari kalangan Islam," kata Herry.

Pertemuan Ganjar dengan Airlangga

Dalam acara haul Ki Ageng Gribig di Jatinom, Klaten, Jumat (24/9/2021) Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Airlangga dan Ganjar bertemu di Rumah Eyang Reksodiharjo, di  Jatinom, Klaten. Tempat ini dikenal sebagai area sakral bagi warga setempat.

Pertemuan kedua tokoh yang digadang-gadang menjadi duet pemimpin nasional juga berlangsung di sela-sela acara Andum Apem, sebuah tradisi yang sudah dijalankan sejak ratusan tahun lalu.

Setelah acara pelepasan apem selesai, selanjutnya Airlangga dan Ganjar terlihat berbicara serius selama kurang lebih 30 menit. Tidak banyak yang tahu persis, apa yang dibicarakan keduanya. 

Saat ditanya tentang rencana koalisi dengan Ganjar Pranowo menuju Pilpres 2024, Airlangga secara diplomatis menolak untuk menjawabnya. “Sekarang masih September 2021, masih jauh,” kata Airlangga.

Ganjar pun sama, saat media menanyakan perihal koalisi Pilpres 2024. “Ah wartawan, tanyanya itu terus,” kata Ganjar.

Ketika beberapa media menyatakan bahwa keduanya cocok sebagai pasangan di Pilpres 2024, seperti yang diprediksi oleh beberapa pengamat Ganjar dan Airlangga, tak mau menjawab.

“Ah pengamate sopo (ah pengamatnya siapa)?” kata Ganjar.

Airlangga pun menjawab penuh canda. “Pertama pengamate sopo, sing kedua, sopo sing diamati (pertama pengamatnya siapa ? yang kedua siapa yang diamati),” kata Ketua Umum Partai Golkar.

Dalam kesempatan bertemu media, Airlangga menyatakan bahwa pertemuan ini terkait dengan acara Yaqowiyu yang akan terus dilestarikan. Selain itu, juga perihal penanganan Covid dan pemulihan ekonomi.

Terkait dengan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, Airlangga menyatakan penanganan pandemi di Klaten sudah semakin baik.

“Saat ini PPKM di Klaten sudah turun di level 3 dan pelaksanaan vaksinasi juga sudah semakin masif, namun tetap harus digenjot,” kata Airlangga.

Selanjutnya tentang pemulihan ekonomi, Airlangga berharap terus ditingkatkan dan angka kemiskinan di Jawa yang masih ada baik itu di Jabar dan Jateng harus terus diturunkan.

“Sesuai arahan Presiden Jokowi angka kemiskinan absolut ini harus dihilangkan, pada Juni tahun 2024,” kata Airlangga.

Selain menggelar pertemuan di tempat sakral itu, Airlangga dan Ganjar juga melepas distribusi kue apem ke masyarakat dengan menggunakan ojek online. Acara ini pada masa pra-Covid, biasanya dilakukan dengan melempar apem ke pengunjung yang hadir.

Namun, dalam kondisi pandemi Covid-19 ini acara pembagian apem yang dilemparkan ke masyarakat, sudah tidak memungkinkan lagi. Oleh karena itu panitia, menginisiasi dengan penyebaran melalui ojek online seperti Gojek dan Grab.

Baca juga: Pengamat Nilai Ganjar Pranowo Masih Terganjal PDIP Meski Elektabilitasnya Tinggi

Ganjar tak punya partai

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Political and Policy Public Studies (P3S) Jerry Massie menjelaskan soal komposisi nama-nama yang berpotensi sebagai calon presiden di Pilpres 2024.

Diketahui, nama-nama tersebut antara lain yakni Prabowo Subianto, Anies Baswedan, Airlangga Hartarto, hingga Ganjar Pranowo

Nama terakhir menjadi sorotan Jerry. Pasalnya, dia melihat sudah banyak relawan yang telah mendeklarasikan dukungan terhadap gubernur Jawa Tengah itu, tetapi dihadapkan pada posisi sulit di partainya yakni PDI Perjuangan.

"Ganjar belum mampu untuk memimpin bangsa yang cukup besar ini, kendati pun dalam sejumlah survei yang menempatkan dia di posisi teratas tapi untuk menjadi presiden masih terlalu dini. Saya kira wajar tokoh siapa pun itu berada di singgasana dalam survei, tapi figur Ganjar saya lihat bakal terganjal pada pilpres 2024 mendatang," kata Jerry kepada wartawan, Senin (27/9/2021).

Jerry melihat Ganjar bakal terhalang partai pengusung. Meskipun berpotensi, Jerry mengatakan jika tak ada kendaraan politik, maka hal itu menjadi mubazir.

"Kalau lawannya Prabowo sudah jelas ada partainya yakni Gerindra dan Puan Maharani bakal diusung PDIP dan Golkar ada Airlangga Hartarto. Tapi Ganjar tak punya partai," tambahnya.

Sinyal dari Solo

Beberapa waktu lalu, Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menyatakan, pertemuan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka bisa setidaknya bisa dibaca publik dengan dua hal.

Dia menyebut pertemuan yang berlangsung di Surakarta, Sabtu (14/8/2021) kemarin itu memuat pesan politik simbolik.

“Pertemuan Airlangga-Gibran memuat pesan politik simbolik, bahwa Airlangga semakin memperkuat hubungannya dengan keluarga Jokowi,” kata Saidiman dalam keterangan yang diterima, Minggu (15/8).

Baca juga: Presiden Jokowi Instruksikan Menkes Atur Harga Pasaran Tes PCR Covid-19 Maksimal Rp 550 Ribu

Di sisi lain, Saidiman menilai kedekatan personal itu bisa mengarah pada restu Presiden Jokowi kepada Airlangga untuk maju dalam Pilpres 2024.

“Sangat mungkin (restu diberikan Jokowi untuk Airlangga). Saat ini Airlangga Hartarto adalah orang terdekat presiden yang diserahi amanat mewujudkan visi besar Jokowi untuk Indonesia Maju 2045,” tambahnya.

Saidiman melanjutkan dalam penanganan pandemi Covid-19, Airlangga juga diberikan tanggung jawab penting.

Baca juga: Airlangga: Merdeka dari Covid-19 Harus Dimulai dengan Hijrah Mengubah Perilaku

Selain menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga juga diamanahi posisi Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).

“Visi Indonesia Maju yang sudah dimulai oleh Jokowi butuh dilanjutkan. Airlangga Hartarto memenuhi semua syarat profesional untuk melanjutkan prestasi pembangunan Jokowi,” kata Saidiman.

Selain itu, menurut Saidiman, pertemuan antara Airlangga dengan Gibran juga bisa dilihat sebagai peristiwa profesional yang berimplikasi politik.

Baca juga: Didampingi Nusron Wahid, Airlangga Hartarto Sholawatan Bareng Habib Syech dan Para Kiai

Keduanya merupakan pejabat publik yang sedang bekerja keras menanggulangi wabah, termasuk memulihkan ekonomi masyarakat.

“Karenanya, wajar kalau keduanya bertemu dalam rangka sinergi kebijakan pusat dan daerah untuk mengatasi krisis kesehatan dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved