Senin, 6 Oktober 2025

Perwakilan Kementerian Pendidikan Se-Asia Tenggara Dukung Pemajuan Literasi dan Promosi Bahasa

Sebelas perwakilan dari Kementerian Pendidikan Se-Asia Tenggara berkumpul untuk membahas program pemajuan pendidikan bahasa di Asia Tenggara.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Adi Suhendi
Istimewa
Sebelas perwakilan dari Kementerian Pendidikan Se-Asia Tenggara berkumpul untuk membahas program pemajuan pendidikan bahasa di Asia Tenggara, Rabu (22/9/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Sebelas perwakilan dari Kementerian Pendidikan Se-Asia Tenggara berkumpul untuk membahas program pemajuan pendidikan bahasa di Asia Tenggara, Rabu (22/9/2021).

Program yang menjadi bahasan, di antaranya penelitian terkait kebijakan bahasa dan pendidikan bahasa, serta Klub Literasi Sekolah Asia Tenggara.

Merujuk pada keberagaman bahasa dan budaya di Asia Tenggara serta adanya dorongan globalisasi, Kemendikbudristek melalui Organisasi Menteri-Menteri Pendidikan Se-Asia Tenggara (SEAMEO), berpartisipasi dalam pemajuan pendidikan bahasa di Asia Tenggara.

Upaya yang dilakukan di antaranya dengan mengajukan program berbasis penelitian dan pengembangan kompetensi terkait kebahasaan melalui forum yang melibatkan sebelas perwakilan Kementerian Pendidikan di Asia Tenggara.

Plt Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbudristek, Anang Ristanto mengungkapkan terlepas dari Covid-19, sistem pendidikan nasional di setiap negara anggota SEAMEO perlu menyesuaikan diri untuk memenuhi tuntutan global yang terus berubah.

Menurut Anang, kebijakan pendidikan diperlukan untuk menjawab kebutuhan praktis untuk pembangunan bangsa dan globalisasi.

Baca juga: Digitalisasi Perpustakaan Diharapkan Dapat Tingkatkan Minat Literasi Masyarakat

Terkait kebutuhan globalisasi, selain teknologi, Anang mengungkapkan negara anggota SEAMEO perlu meningkatkan pengakuan keterkaitan antara bahasa dan pembangunan.

“Komunitas ASEAN yang lebih kuat dapat dicapai melalui penguasaan bahasa yang baik dan pemahaman nilai-nilai moral budaya-budaya besar di Asia Tenggara. Oleh karena itu, komunitas ASEAN dapat memupuk identitas dan kekuatan kolektifnya untuk terlibat dengan dunia, menanggapi perkembangan baru, dan menangkap peluang baru. Bagi SEAMEO QITEP in Language, dapat berkontribusi lebih banyak untuk memberikan referensi, policy brief, serta program dan kegiatan untuk memperkuat komunitas ASEAN melalui bahasa” kata Anang.

Dalam pertemuan tersebut, para perwakilan yang hadir menyoroti konsep warga negara ASEAN yang “ideal” yang diartikan sebagai seseorang yang dapat berbicara satu atau lebih bahasa resmi/nasional di negara-negara ASEAN.

Dengan demikian, dalam rangka membangun identitas kolektif ASEAN, setiap negara ASEAN dapat mendorong generasi mudanya untuk belajar dan menguasai bahasa resmi/nasional negara tetangganya.

Baca juga: Kemkominfo Targetkan 50 Juta Masyarakat Terliterasi Digital Pada 2024

Thailand, misalnya, mendorong siswanya untuk belajar bahasa Indonesia ataupun sebaliknya.

Namun, tidak semua negara di ASEAN menerapkan kebijakan serupa terkait pendidikan bahasa asing di sekolah.

Terkait dengan ini, SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) sebagai penyelenggara pertemuan tersebut mengusulkan penelitian kebijakan bahasa dan pendidikan bahasa di Asia Tenggara.

Usulan penelitian tersebut memiliki berbagai tujuan: di antaranya;

Pertama, mengidentifikasi kebijakan bahasa yang diterapkan oleh setiap negara di Asia Tenggara.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved