Minggu, 5 Oktober 2025

BMKG: Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem, Banjir Bandang dan Tanah Longsor Hingga 20 September

BMKG mengeluarkan peringatan tentang potensi hujan lebat dan angin kencang di beberapa wilayah Indonesia mulai tanggal 13 hingga 20 September 2021.

Editor: Choirul Arifin
dok BNPB
ILUSTRASI - Aktivitas pencarian korban tanah longsor di Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat, Sabtu (16/1/2021). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan tentang potensi hujan lebat dan angin kencang di beberapa wilayah Indonesia mulai tanggal 13 hingga 20 September 2021.

BMKG memprediksi potensi dampak bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang dan atau tanah longsor dari cuaca ekstrem hingga 3 hari ke depan yakni mulai 15 September 2021 untuk level Siaga berada di wilayah provinsi:

1. Banten

2. DKI Jakarta

3. Jawa Barat

4. Jawa Timur

"BMKG mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem pada periode sepekan ke depan (hujan secara sporadis, lebat, dan durasi singkat, disertai petir dan angin kencang, bahkan hujan es), yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan puting beliung, terutama untuk masyarakat yang berada dan tinggal di wilayah rawan bencana hidrometeorologi," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto dalam pernyataan yang diterima Tribun, Selasa (14/9/2021).

Baca juga: Peringatan Dini BMKG Cuaca Ekstrem Rabu, 15 September 2021: 20 Wilayah Potensi Hujan Lebat

Guswanto menjelaskan fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin terpantau aktif di wilayah Indonesia hingga seminggu ke depan.

Baca juga: Ribuan Burung Pipit Mati dan Berjatuhan di Gianyar Bali, Diduga karena Tak Kuat Cuaca Ekstrem

MJO, gelombang Rossby Ekuatorial, dan gelombang Kelvin adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah aktif yang dilewatinya.

Baca juga: Ratusan Burung Pipit Mati Secara Misterius di Balai Kota Cirebon, Sampel Air Liurnya Kini Diperiksa

Fenomena MJO dan gelombang Kelvin bergerak dari arah Samudera Hindia ke arah Samudera Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-40 hari pada MJO sedangkan pada Kelvin skala harian.

Sebaliknya, fenomena gelombang Rossby bergerak dari arah Samudera Pasifik ke arah Samudera Hindia dengan melewati wilayah Indonesia.

Sama halnya seperti MJO maupun Kelvin, ketika gelombang Rossby aktif di wilayah Indonesia maka dapat berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah indonesia.

Selain itu, terbentuknya belokan maupun pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dapat mengakibatkan meningkatnya potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia.

Suhu muka laut dan anomali suhu muka laut juga terpantau masih hangat di sebagian besar perairan di Indonesia, yang mendukung peningkatan suplai uap air sebagai sumber pembentukan awan-awan hujan.

Kondisi tersebut juga didukung oleh masih tingginya kelembaban udara di sebagian besar wilayah di Indonesia hingga seminggu ke depan. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved