Mengenal Sejarah Suku Baduy, Tempat Tinggal hingga Tradisi
Suku ini dibagi menjadi dua yaitu Suku Baduy Dalam dan Baduy Luar.Suku Baduy Dalam masih memegang teguh adat dan menjalankan aturan dengan baik.
Rumah Suku Baduy dibuat saling berhadap-hadapan dan selalu menghadap utara atau selatan.
Berbeda dengan masyarakat modern, kekayaan Suku Baduy Dalam tidak dilihat dari bentuk dan ukuran rumah.
Seluruh masyarakat Suku Baduy Dalam memiliki rumah dengan bentuk dan ukuran yang sama.
Kekayaan mereka dilihat dari kepemilikan benda seperti tembikar.
Semakin banyak jumlah tembikar yang dimiliki, maka semakin tinggi derajat orang tersebut.
Tidak hanya peralatan elektronik, Suku Baduy juga tidak menggunakan perabotan rumah tangga seperti piring atau gelas yang terbuat dari logam atau kaca.
Mereka lebih memilih memanfaatkan bahan dari alam.
Misalnya, untuk gelas mereka memakai potongan bambu.
Tradisi Suku Baduy
Setiap perempuan Suku Baduy diwajibkan bisa menenun.
Kain tenun yang bertekstur lembut digunakan untuk bahan membuat pakaian sedangkan yang kasar untuk ikat kepala atau ikat pinggang.
Selain digunakan sendiri, kain tenun karya Suku Baduy juga diperjualbelikan sebagai oleh-oleh untuk para wisatawan yang berkunjung.
Selain kain, Suku Baduy juga membuat tas dari kulit pohon terep yang bernama koja atau jarog.
Tas ini digunakan untuk menyimpan segala macam kebutuhan yang diperlukan saat beraktivitas atau dalam perjalanan.
Masyarakat Suku Baduy juga masih menjunjung teguh budaya perjodohan.
Seorang gadis berusia 14 tahun akan dijodohkan dengan laki-laki yang juga berasal dari suku tersebut.
Selama perjodohan, orangtua laki-laki bebas memilih wanita yang akan dijadikan menantunya.
Orang Baduy juga dikenal sangat gemar berjalan kaki.
Mereka akan berjalan kaki kemanapun meski jarak yang ditempuh cukup jauh.
(Tribunnews.com/Nadine Saksita) (IndonesiaKaya.com/Riky)