Jumat, 3 Oktober 2025

Bursa Capres

Nama Capres Bermunculan, Pesan Jokowi ke Relawan: Ngadem Dulu, Woles Aja, Jangan Kesusu-susu. . .

Jokowi menegaskan, saat ini belum waktunya untuk larut dalam aksi dukung-mendukung pasangan capres-cawapres.

Penulis: Choirul Arifin
IST
Presiden Jokowi di acara perayaan hari jadi ke-9 komunitas relawan Galang Kemajuan (GK) Center yang dilangsungkan virtual di Jakarta, Rabu (23/6/2021). 

Komarudin kembali mengingatkan bahwa soal pencapresan merupakan hak prerogatif ketua umum sesuai hasil Kongres V PDIP 2019 lalu.

Seknas Jokowi Jateng Ajukan Ganjar

Relawan yang bergabung dalam Seknas Jokowi Jawa Tengah (Seknas Jokowi Jateng) menyatakan dukungannya kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo,  sebagai calon presiden pada Pilpres 2024.

Keputusan tersebut diambil melalui rapat Pra Munaslub, yang diikuti oleh 25 DPD Seknas Jokowi Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah, Rabu malam (16/06/2020).

Ketua Seknas Jokowi Jateng, Bambang Mugiarto mengungkapkan bahwa keputusan mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024 dikarenakan Ganjar memiliki kemiripan dengan Jokowi dalam menjaga Pancasila dan kebhinekaan.

Ganjar Pranowo Saat ditemui TribunSolo.com di kawasan Taman Budaya Jawa Tengah, Selasa (1/6/2021).
Ganjar Pranowo 

“Kita melihat fakta bahwa Mas Ganjar memiliki banyak kesamaan dengan Pak Jokowi. Dari semua calon yang muncul saat ini, Mas Ganjar yang paling berani menentukan sikap untuk terus menguatkan Pancasila dan memperkokoh NKRI terutama dari ancaman radikalisme dan ketidakadilan,” katanya.

Langkah mendukung Ganjar Pranowo, merupakan mandat organisasi yang akan disampaikan dan diperjuangkan dalam Munaslub Seknas Jokowi mendatang. Hal itu menurut Bambang merupakan antisipasi, manakala di dalam Munaslub ada agenda pembahasan capres dan cawapres, atau bila forum memungkinkan untuk membahas itu.

Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga mengatakan calon presiden dari etnis Jawa masih akan dominan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Sebab selama ini, kata Jamiluddin, Presiden Indonesia selama ini didominasi dari etnis Jawa. Hanya BJ Habibie dan Megawati Soekarno Putri yang berasal dari etnis campuran.

"Terpilihnya BJ Habibie dan Megawati menjadi presiden bukan atas pilihan rakyat secara langsung," ujar Jamiluddin, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (21/6/2021).

Dia menjelaskan bahwa Habibie menggantikan Soeharto karena secara konstitusi memang harus digantikan oleh wakilnya.

Begitu juga Megawati yang menggantikan Abdurahman Wahid (Gus Dur) melalui Sidang Umum MPR RI.

"Jadi, presiden mulai dari Soekarno, Soeharto, dan Gus Dur dipilih melalui MPRS/MPR serta Soesilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo yang dipilih secara langsung oleh rakyat semuanya etnis Jawa," kata dia.

Jamiluddin mengatakan dominannya pemimpin dari etnis Jawa secara umum bisa dijelaskan dari dua hal.
Pertama, penduduk Indonesia dominan etnis Jawa. Karena itu, antara pemilih dengan yang dipilih ada kesamaan dilihat dari etnisnya.

"Dalam model komunikasi konvergensi, kesamaan itu akan memudahkan terjadinya komunikasi yang efektif. Konvergensi inilah yang membuat pemilih akan cenderung memilih calonnya dari etnis yang sama," jelasnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved