Selasa, 7 Oktober 2025

POPULER Nasional: Jenderal Tolak Tawaran Bung Karno | Nurul Bantah Komnas HAM

Inilah berita populer nasional dalam 24 jam terakhir, mulai jenderal tolak tawaran Bung Karno hingga Nurul bantah Komnas HAM

Tribunnews.com
Presiden Soekarno pernah dikawal Yakuza saat di Jepang. Jenderal Tolak Tawaran Bung Karno 

Tidak banyak prajurit ABRI (kemudian bernama TNI) yang mendapatkan Bintang Sakti, sebuah penghargaan yang diberikan pemerintah Presiden Soekarno terkait operasi militer pembebasan Irian Barat (Papua).

Satu di antara penerima Bintang Sakti tersebut adalah Mayor LB Moerdani, seorang prajurit Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Pasukan elite tersebut dikemudian hari berganti nama menjadi Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Penerima Bintang Sakti harus memenuhi beberapa syarat, di antaranya menujukkan dedikasi tinggi, melebihi panggilan tugas. Selain itu juga harus tidak pernah tertangkap pasukan musuh dan tidak pernah menyerah dalam pertempuran.

Pada suatu waktu, Benny Moerdani (panggilan akrab LB Moerdani, terakhir berpangkat Jenderal TNI dan menjabat Menteri Pertahanan dan Keamanan Kabinet Pembangunan IV), dipanggil Presiden Soekarno ke Istana, Jakarta.

Pada saat itu Benny Moerdani baru saja mendamaikan keributan fisik antara prajurit Marinir TNI AL (saat itu bernama Korps Komando Operasi/KKO Angkatan Laut) dengan prajurit RPKAD.

Dalam obrolan di beranda belakang Istana, Presiden Soekarno (Bung Karno), meminta Benny menjadi prajurit Tjakrabirawa , pasukan pengawal presiden yang  dikemudian hari bernama Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres).

SELANJUTNYA >>>

3. Bikin Marah Presiden Soeharto

Menjelang Sidang Umum (SU) MPR 1988, Panglima ABRI Jenderal TNI LB Moerdani dicopot dari jabatannya oleh Presiden Soeharto.

Sebuah peristiwa tidak lazim karena biasanya seorang Panglima ABRI baru diganti setelah pelaksanaan SU MPR dan pengumuman susunan kabinet baru oleh presiden terpilih.

Pencopotan Benny Moerdani, panggilan akrab LB Moerdani, punya latar belakang kisah unik sekaligus dramatik.

Beberapa wakut menjelang Pemilu dan SU MPR, Benny Moedani, menyampaikan saran mengejutkan kepada Soeharto ketika mereka tengah bermain biliar di Jl Cendana, Jakarta.

Di rumah pribadi Soeharto tersebut Benny menyinggung soal bisnis anak-anak Presiden yang saat itu banyak mendapat sorotan masyarakat.

“Saya katakan kepada beliau, untuk menjaga keamanan presiden, memang sudah cukup dengan satu batalyon Paspamres.Tetapi untuk pengamanan politik presiden, mutlak harus didukung oleh keterlibatan keluarga dan juga dari presidennya sendiri,” ujar Benny, seperti dikutip dr Ben Mboi, seorang dokter militer yang kemudian pernah menjabat sebagai Gubernur NTT.

Mendengar perkataan Benny, Soeharto langsung berhenti bermain biliar, masuk kamar, dan meninggalkan Benny di ruang biliar itu.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved