Kisah Unik
Jenderal Benny Moerdani Bikin Marah Presiden Soeharto di Ruang Biliar
Jenderal Benny Moerdani, berani mengemukakan agar Soeharto mundur menjelang sidang umum 1988, saat Soeharto kuat-kuatnya. Apa akibatnya?
“Saya baru tahu kembali dijadikan menteri setelah mendengar pengumuman di radio. Sebab saya sudah tidak pernah dihubungi Pak Harto, juga tidak lewat telepon, sejak saya sudah tidak lagi menjadi Panglima ABRI,” kata Benny Moerdani.
Tidak banyak yang tahu hubungan dekat Soeharto dengan Benny sudah berlangsung sejak sebelum kerusuhan 15 Januari 1974 (akrab disebut malapetaka 15 Januari 1974 alias malari).
Seusai malari, Soeharto memanggil pulang Benny Moerdani yang saat itu menjabat Konsul Jenderal RI di Korea Selatan.
Meski bukan tugasnya, Benny diminta ikut mengamankan kunjungan Soeharto ke Negeri Belanda, 4 September 1970. Pada saat itu ratusan demonstran sudah siap beraksi di depan Istana Rijswijk, Den Haag, lokasi pertemuan Ratu Beatrix dan Soeharto.
Kondisi saat itu cukup rawan karena sehari sebelum kunjungan, Kedubes RI di Amsterdam diserbu pengikut Republik Maluku Selatan (RMS).
Ternyata Benny punya solusi jitu yaitu memindahkan rute perjalanan rombongan Presiden Soeharto untuk menghindari para demonstran.
“Begini saja, arah jalan kita balik. Rombongan lewat jalan yang verboden (dilarang masuk)…” Alhasil para demonstran akhirnya hanya bisa menyaksikan dari jarak sangat jauh, terhalang Sungai Keisergracht, ketika mobil rombongan Soeharto melaju masuk Istana Rijswijk. (*)
*Dikutip dari buku ‘Benny, Tragedi Seorang Loyalis’, karya Julius Pour, Penerbit Kata Hasta Pustaka, Cetakan Keempat, Edisi Revisi, April 2009.
Baca juga: Foto Terpidana Mati Usman dan Harun Terpajang Khusus di Rumah Mochtar Kusuma-atmadja