Bursa Capres
Sebut Polemik Ganjar vs Puan Seperti Drama Turki, Pengamat: Semua akan Balik ke Bu Mega
Pengamat menilai polemik antara Ganjar Pranowo dan Puan Maharani hanyalah drama Turki biasa.
"Dan Mas Ganjar perlu mempertimbangkan untuk maju dengan partai lain sebagai calon presiden," ujar Qodari dalam tayangan tvOne, dilansir Tribunnews.
Meski begitu, Qodari menilai bukan hal mudah bagi PDIP untuk melepas Ganjar.
Pasalnya, ujar Qodari, PDIP adalah partai yang memprioritaskan urusan kepartaian daripada seorang individu.
"Bagi PDIP sendiri, saya kira ini bukan pilihan yang mudah, ya."
"Tetapi di PDIP, saya melihat orientasinya itu memang kepada kepartaian, jadi individu itu nomor dua," katanya.
PDIP Disarankan Rangkul Ridwan Kamil

Terkait peluang Ganjar Pranowo untuk menjadi capres lewat PDIP yang sudah habis, M Qodari menuturkan akan sulit bagi partai berlambang banteng ini mengusung nama baru.
Menurutnya, panggung strategis untuk meraih popularitas sebagai calon presiden hanya ada di kepala daerah dan kementerian.
Karena itu, Qodari menyarankan agar PDIP merangkul Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, jika tak mengusung Ganjar.
Namun, Qodari mengatakan PDIP bisa merangkul Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, meski akan sulit karena berhadapan dengan Gerindra.
Baca juga: Harta Kekayaan Gubernur Jateng Kader PDIP, Ganjar Pranowo, Total Rp10,5 Miliar dan Punya 6 Tanah
Baca juga: Profil Bambang Pacul, Orang Dekat Puan yang Pertama Kali Sebut Ganjar Kelewatan & Tak Diundang Rapat
"Jadi pandangan PDIP pada hari ini saya kira kalau kepala daerah bisa ke Ridwan Kamil atau misalnya Khofifah."
"Bisa jadi Anies Baswedan karena tidak ada yang tidak mungkin dalam politik, walaupun kelihatannya agak sulit," ungkap Direktur Eksekutif Indo Barometer ini, dilansir Tribunnews.
Jika PDIP Tetap Usung Puan, Sejarah 2004 akan Terulang

Analis Politik Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang, Adib Miftahul, menilai PDIP akan mengusung Puan Maharani sebagai calon presiden dalam Pilpres 2024 mendatang.
Pandangan Adib ini disampaikan karena hingga saat ini, komando tertinggi di PDIP masih dipegang Megawati Soekarnoputri.