Sabtu, 4 Oktober 2025

Epidemiolog Sebut Dua Faktor Ini Bisa Picu Seseorang Terinfeksi Jamur Hitam

Munculnya kasus infeksi jamur hitam (Mucormycosis) pada penyintas maupun pasien virus corona atau Covid-19 di India menjadi perhatian baru bagi dunia.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Uma Shankar MISHRA / AFP
Seorang pasien yang pulih dari virus corona Covid-19 dan sekarang terinfeksi Jamur Hitam, infeksi jamur mematikan di Netaji Subhash Chandra Bose Medical College di Jabalpur pada 21 Mei 2021. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya kasus infeksi jamur hitam (Mucormycosis) pada penyintas maupun pasien virus corona atau Covid-19 di India menjadi perhatian baru bagi dunia.

Hal itu karena kemunculan penyakit ini menimbulkan pertanyaan, apakah Mucormycosis dapat terjadi pula di negara lainnya, termasuk Indonesia?

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan ada dua faktor yang memicu munculnya penyakit yang disebabkan jamur Mucormycetes.

Di antaranya buruknya kebersihan lingkungan dan kondisi kesehatan diri sendiri.

"(Mucormycosis) ini terutama dipengaruhi oleh dua hal ya, faktor dari kesehatan lingkungan yang buruk dan faktor dari manusianya itu sendiri," ujar Dicky, kepada Tribunnews, Selasa (25/5/2021) siang.

Terkait faktor kebersihan lingkungan yang kurang terjaga, ia menjelaskan jamur hitam sebenarnya hidup dan berkembang biak di lingkungan sekitar kita.

Baca juga: Tabung Oksigen dan Ventilator Diduga Jadi Penyebab Munculnya Infeksi Jamur Hitam di India

Bahkan bisa saja terdapat di kamar, termasuk kamar mandi yang memiliki tingkat kelembaban tinggi.

Karena Mucormycetes hidup pada tempat yang lembab.

"Faktor dari kesehatan lingkungan yang buruk itu karena jamur ini ada di Indonesia, di sekeliling kita juga banyak, di kamar, lalu dinding kamar mandi, itu semuanya kalau lembab, jamur itu ada," jelas Dicky.

Karena itu, ia menekankan, jika lingkungan sekitar tempat tinggal tidak terawat secara baik, besar kemungkinan jamur tersebut tumbuh dan berkembang biak.

Sirkulasi udara yang baik pun menjadi salah satu faktor penentu.

Sehingga penting untuk menjaga kebersihan lingkungan dan udara sekitar agar spora dari jamur ini tidak terhirup.

Baca juga: Biasa Setahun Catat 20 Kasus Jamur Hitam, Kini India Lapor 9.000 Kasus Infeksi Ini Selama Pandemi

"Kalau lingkungan tidak terkelola baik, terutama karena lembab ya, ventilasi atau sirkulasinya juga buruk, misal di basement atau perkantoran yang tidak terkelola baik, nah ini spora dari jamur yang ada di lingkungan itu bisa terhirup oleh manusia," kata Dicky.

Sementara itu, untuk faktor pendukung lainnya yang dapat memicu munculnya jamur ini yakni kondisi kesehatan diri sendiri.

Perlu diketahui, Mucormycosis menyerang orang yang memiliki gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan mereka yang memiliki kadar gula darah yang tinggi.

Penggunaan steroid sebagai pengobatan pada pasien maupun penyintas Covid-19 tentunya dapat menekan respons kekebalan dan meningkatkan kadar gula darah, sehingga rawan terinfeksi jamur ini.

"Dan faktor kedua, selain kesehatan lingkungan yang buruk, ada faktor dari manusianya itu sendiri. Yang pertama memang menurun imunitasnya, bisa karena penyakit atau karena pengaruh obat atau steroid ya," kata Dicky.

Dicky menyebut pasien diabetes dan penderita Covid-19 menjadi sasaran utama penyakit ini, karena daya tahan tubuh mereka yang lemah.

"Penyakit ini bisa (menyerang penderita) diabetes, terutama kalau bicara Covid-19, karena Covid-19 ini kan menurunkan daya tahan tubuh orang sehingga tentu akan menurunkan imunitas," tutur Dicky.

Begitu pula penderita HIV/Aids dan para pasien kanker.

Baca juga: Berkembang Biak di Iklim Tropis Jadi Sebab Infeksi Jamur Hitam Banyak Ditemukan di India

"Termasuk ya pada orang-orang seperti penderita HIV/Aids atau yang mendapat kemoterapi kanker juga menurun (kekebalan tubuhnya)," kata Dicky.

Tidak hanya itu, mereka yang memiliki kondisi kelainan imunitas bawaan (immunocompromised) atau autoimun pun turut berisiko terserang Mucormycosis.

"Seperti penyakit autoimun juga menurun imunitasnya dan mereka rawan terhadap infeksi jamur hitam seperti ini," jelas Dicky.

Ia pun kembali menekankan mereka yang memiliki penyakit yang terkait dengan gangguan kekebalan tubuh harus mewaspadai Mucormycosis.

Terutama pasien Covid-19 yang tentunya tengah mengalami gangguan kekebalan tubuh dan menggunakan steroid sebagai pengobatan.

"Nah tentu untuk Indonesia ya ini harus diwaspadai karena bisa juga dialami Indonesia karena kita kan sama-sama mengalami pandemi Covid-19," kata Dicky.

Perlu diketahui, India saat ini tidak hanya menghadapi lonjakan kasus virus corona saja, juga mengalami lonjakan kasus Mucormycosis.

Mucormycosis biasanya dialami mereka yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh dan kadar gula darah tinggi.

Lalu apa itu Mucormycosis atau biasa disebut infeksi jamur hitam?

Mucormycosis adalah infeksi jamur yang menyebabkan hidung menghitam atau berubah warna, penglihatan kabur, nyeri dada, kesulitan bernafas hingga batuk darah.

Penyakit ini disebabkan oleh paparan jamur Mucormycetes yang umumnya ditemukan di tanah, udara, bahkan di hidung dan lendir manusia.

Infeksi jamur ini menyebar melalui saluran pernafasan dan mengikis struktur wajah.

Terkadang, dokter harus mengangkat mata yang terinfeksi melalui tindakan pembedahan untuk menghentikan infeksi ini agar tidak mencapai otak.

Penyakit ini memiliki kaitan erat dengan diabetes dan kondisi yang terkait dengan gangguan sistem kekebalan tubuh.

Para ahli mengatakan bahwa penggunaan obat secara berlebihan yang menekan sistem kekebalan tubuh selama pandemi virus corona (Covid-19) dapat menyebabkan lonjakan kasus infeksi tersebut.

Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) menunjukkan bahwa Mucormycosis memiliki angka kematian sebesar 54 persen, tergantung pada kondisi pasien dan bagian tubuh mana yang terkena.

Pada hari Sabtu lalu, Menteri Bahan Kimia dan Pupuk Federal India, Sadananda Gowda mengatakan bahwa hampir 9.000 kasus ini telah dilaporkan terjadi di India dalam beberapa pekan terakhir.

Sebagian besar ditemukan pada orang yang terinfeksi Covid-19 atau sedang dalam masa pemulihan dari penyakit tersebut.

Padahal sebelum muncul pandemi Covid-19, negara itu mencatat kurang dari 20 kasus ini dalam setahun.

Mucormycosis pun telah menyebabkan banyak rumah sakit di India kekurangan Amphotericin B, obat yang biasa digunakan untuk mengobati pasien dengan kondisi tersebut.

Gowda memang tidak menyebutkan jumlah kematian akibat kasus infeksi ini, namun media lokal menyebut ada lebih dari 250 orang meninggal karena Mucormycosis.

Lalu apakah penyakit ini bisa menular?

Mucormycosis tergolong sebagai penyakit yang tidak menular, artinya tidak dapat menyebar melalui kontak antara manusia maupun hewan.

Kendati demikian, penyakit ini tetap perlu diwaspadai karena dapat menyebar dari spora jamur yang ada di udara atau di lingkungan sekitar, yang hampir tidak mungkin dihindari oleh manusia.

Seperti yang disampaikan Kepala Rumah Sakit Khusus Mata Narayana Nethralaya, K Bhujang Shetty.

"Bakteri dan jamur sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita, tetapi mereka terus diperiksa oleh sistem kekebalan tubuh. Ketika sistem kekebalan turun karena pengobatan kanker, diabetes atau penggunaan steroid, maka organisme ini berpeluang untuk berkembang biak," kata Shetty.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved