Senin, 6 Oktober 2025

Gempa di Malang dan Surabaya

BMKG Ungkap 8 Fakta Gempa Selatan Malang Jawa Timur, dari Kejadian hingga Catatan Sejarah

Gempa yang terjadi pada pukul 14.00 WIB diketahui dirasakan di sejumlah wilayah, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga sebagian luar Pulau Jawa.

BMKG
Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr Daryono mengungkapkan sejumlah fakta gempa yang terjadi di selatan Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021). 

TRIBUNNEWS.COM - Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr Daryono mengungkapkan sejumlah fakta gempa yang terjadi di selatan Jawa Timur, Sabtu (10/4/2021).

Gempa yang terjadi pada pukul 14.00 WIB diketahui dirasakan di sejumlah wilayah, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga sebagian luar Pulau Jawa.

Berikut 8 fakta gempa bumi di selatan Pulau Jawa hari ini :

1. Kejadian Gempa

Daryono mengungkapkan, gempa ini terjadi pada siang hari pukul 14.00.16 WIB.

"Memiliki magnitudo 6,1 dengan episenter terletak di laut pada jarak 96 km arah Selatan Kota Kepanjen, Malang, Jawa Timur," ungkapnya kepada Tribunnews.com, Sabtu sore.

Sementara itu gempa ini terjadi pada kedalaman 80 km.

Baca juga: Dampak Gempa Malang, RSUD Mardi Waluyo Blitar Alami Kerusakan, Sebagian Atap Ambrol

Baca juga: Gempa 6,1 M di Malang, BMKG: Akibat Aktivitas Subduksi hingga Catat 3 Kali Gempa Susulan

2. Jenis Gempa

Gempa tektonik yang terjadi di selatan Malang disebut Daryono bukan termasuk Gempa Megathrust.

Namun, gempa ini termasuk Gempa Menengah di Zona Beniof.

"Karena deformasi atau patahan batuan yang terjadi berada pada slab lempeng Indo-Australia yang menunjam dan tersubduksi menukik ke bawah Lempeng Eurasia di bawah lepas pantai selatan Malang," ungkapnya.

Rumah yang nyaris roboh di Ponorogo akibat gempa, Sabtu (10/4/2021).
Rumah yang nyaris roboh di Ponorogo akibat gempa, Sabtu (10/4/2021). (Surabaya.Tribunnews.com/sofyan arif candra)

3. Sumber Gempa

Sementara itu, mekanisme sumber gempa ini berupa pergerakan sesar naik (thrust fault).

Daryono menyebut, mekanisme sumber sesar naik ini sebenarnya sensitif terhadap potensi tsunami.

"Namun patut disyukuri gempa ini berada di kedalaman menengah dan dengan magnitudo 6,1 sehingga tidak cukup kuat untuk mengganggu kolom air laut, sehingga gempa ini tidak berpotensi tsunami," ungkap Daryono.

Baca juga: Gempa Juga Dirasakan Warga Tulungagung, Durasi Sekitar 2 Menit

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved