Selasa, 30 September 2025

Gejolak di Partai Demokrat

Kamhar Lakumani: Ada Pembegalan Partai Demokrat, Kader Solid di Bawah Komando AHY

Kader Partai Demokrat (PD) di seluruh Indonesia dipastikan solid di bawah satu komando Ketua Umum Partai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Editor: Hasanudin Aco
Ist
Kamhar Lakumani. 

"Capaian ini terkonfirmasi pada hasil survei dari berbagai lembaga survei yang memotret trend kenaikan Partai Demokrat yang kembali masuk tiga besar di bawah kepemimpinan Mas Ketum AHY," ujar Kamhar.

Dijelaskan bahwa segenap kader Partai Demokrat menyadari, kebutuhan objektif PD adalah adanya figur pemersatu yang memiliki nilai jual yang tinggi serta memiliki kecakapan untuk mengawal dan memimpin Partai Demokrat untuk kembali memenangkan hati, pikiran dan pilihan rakyat.

"Dan jawaban atas kebutuhan objektif itu adalah Mas Ketum AHY," kata Kamhar.

Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers, Senin (1/2/2021).
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan keterangan pers, Senin (1/2/2021). (screenshot)

Tudingan Andi Arief

Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief dalam akun Twitter miliknya @Andiarief_ menyebut Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko merupakan pejabat negara yang ingin mengambil kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

"Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko," tulis Andi yang dikutip Tribunnews.com, Senin (1/2/2021).

Menurutnya, alasan AHY berkirim surat ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait rencana pengambilalihan Demokrat secara paksa oleh Moeldoko, karena dikabarkan mendapat restu dari presiden. 

"Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi," tulis Andi. 

Penjelasan Moeldoko

Sementara itu, Kepala Staf Presiden Jenderal Purnawirawan Moeldoko angkat bicara mengenai tudingan tersebut.

Moeldoko meminta bahwa jangan setiap ada masalah atau peristiwa dikaitkan dengan istana. Karena menurut Moeldoko, Presiden sama sekali tidak tahu dengan masalah tersebut. 

"Jangan sedikit-sedikit Istana.  Dalam hal ini saya mengingatkan sekali lagi jangan sedikit-sedikit Istana, dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini,  karena beliau dalam hal ini tidak tahu sama sekali, eggak tahu apa-apa dalam hal ini," kata Moeldoko dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021).

Menurut Moeldoko, masalah partai Demokrat tersebut menjadi urusannya secara pribadi bukan sebagai Kepala Staf Presiden.

Moeldoko pun menceritakan penyebab dirinya menjadi sasaran tudingan akan merebut partai Demokrat.

Menurut dia hal itu berawal dari banyak orang yang sebagian merupakan bagian dari Partai Demokrat, datang ke rumahnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved